REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengguna aktif bulanan Instagram dilaporkan telah mencapai dua miliar. Laporan tersebut diumumkan oleh karyawan anonim.
Media Amerika Serikat CNBC melaporkan perusahaan milik Meta ini belum secara resmi mengonfirmasi hal itu. Beberapa bulan terakhir, Instagram telah dilaporkan sebagai media sosial yang membahayakan anak-anak dan remaja.
Instagram terakhir mengumumkan ukuran basis penggunanya pada tahun 2018. Instagram mengungkapkan telah memiliki satu miliar pengguna. Butuh tiga tahun bagi Instagram untuk memiliki pengguna lebih dari dua miliar. Menurut informasi dari karyawan itu, ia tahu persis jumlah nominal dari percakapan internal.
Selain itu, karyawan juga melaporkan kepada CNBC bahwa Instagram telah melewati ambang batas sekitar sepekan yang lalu saat Facebook mengubah nama menjadi Meta. Instagram berusaha mati-matian untuk tetap berada di depan TikTok, aplikasi video pendek yang berkembang pesat.
Dilansir Funtitech, Rabu (15/12), pada bulan September, tercatat ada lebih dari satu miliar pengguna, hanya tiga tahun setelah aplikasi terintegrasi dengan Musical.ly dan tersedia secara luas. Meskipun Instagram masih mengungguli platform tersebut tetapi untuk saat ini tidak jelas berapa lama akan bertahan.
Instagram telah meluncurkan fitur yang terlihat seperti tiruan TikTok, yaitu Reels. Baru-baru ini, Instagram juga merilis fitur terbaru Reels yang memungkinkan pengguna membalas komentar melalui video.
Saat ini Instagram tidak dalam posisi untuk membesarkan tentang basis penggunanya. Berdasarkan laporan penyelidikan, Instagram dinilai sebagai platform yang memperparah masalah citra tubuh gadis dan mempermudah remaja untuk menemukan obat.
Untuk menyelesaikan masalah ini, Instagram merilis fitur Take a Break atau Istirahat Sejenak yang memungkinkan pengguna untuk menutup aplikasi jika telah menggunakan dalam jangka waktu tertentu. Selain Take a Break, Instagram juga telah memperkenalkan fitur baru lain, yaitu Kontrol Orang Tua.