Kamis 16 Dec 2021 15:32 WIB

Pemkot Bogor Minta Dinsos Data Anak 6-11 Tahun Putus Sekolah untuk Divaksin

Pendataan anak-anak yang menjadi target vaksinasi dilakukan melalui semua jalur.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto memberikan bantuan kepada anak-anak berpotensi stunting di Kecamatan Bogor Timur, Jumat (22/10).
Foto: Dok. Prokopim Pemkot Bogor
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto memberikan bantuan kepada anak-anak berpotensi stunting di Kecamatan Bogor Timur, Jumat (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggerakkan Dinas Sosial (Dinsos) dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk mendata dan mendampingi kegiatan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun yang putus sekolah. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, mengatakan Satgas Covid-19 telah menguatkan koordinasi dengan berbagai dinas untuk melancarkan target vaksinasi sebanyak 100.862 anak usia 6-11 tahun.

Pemkot Bogor menargetkan pelaksanaan dosis pertama vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun rampung 15 Januari 2022, dan dosis kedua 22 Februari 2022. "Anak jalanan harus kita vaksin juga lewat pendataan Dinsos dan Puskesmas, karena tidak semua dari mereka sekolah," kata Bima di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/12).

Baca Juga

Menurut Bima, pendataan anak-anak di Kota Bogor yang menjadi target vaksinasi dilakukan melalui semua jalur, yang memungkinkan untuk memberikan data yang valid. Bagi anak-anak yang putus sekolah, sambung dia, pendataan dilakukan Dinsos Kota Bogor dan puskesmas.

Sedangkan untuk anak-anak yang bersekolah pendataan dilakukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor menggunakan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang memuat data siswa, guru, sarana, dan prasaran serta. Untuk anak-anak di madrasah dan pondok pesantren berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bogor.

Bima menyampaikan hasil tinjauannya di lokasi vaksinasi untuk anak-anak putus sekolah di Kampung Mongol, Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Rabu (15/12). Dia menemukan beberapa kendala kesehatan yang mengkin dialami anak-anak, sehingga tidak bisa divaksin.

Salah satunya, ada nak yang pernah merasa sesak napas yang mengharuskan pemeriksaan lebih dahulu sebelum di suntik vaksin. Saat peninjauan, Bima didampingi Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno dan Kepala Dinsos Fahrudin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement