REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada UPTD Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi, Isep Kadarisman menyatakan faktor cuaca menyebabkan harga cabai rawit merah meroket di daerah itu.
"Melonjaknya harga cabai rawit merah di Kabupaten Bekasi dipengaruhi faktor iklim di daerah pemasok utama," kata Isep.
Dia mengatakan komoditas cabai rawit merah di Pasar Induk Cibitung didatangkan dari daerah Madura, Garut, dan Ciwidey Bandung. Daerah tersebut kini kerap diguyur hujan sehingga hanya sedikit petani yang memetik cabai di perkebunan.
"Ini faktor cuaca, bukan dugaan permainan oknum yang menimbun cabai jelang Natal dan Tahun Baru," ucapnya.
Ia mengatakan saat cuaca cerah biasanya petani cabai di daerah pemasok memetik di perkebunan setiap empat hari sekali namun kini mereka hanya bisa memanen cabai sepekan sekali akibat dilanda hujan berkepanjangan. Kondisi itu diperparah cabai cepat busuk akibat terkena air hujan saat proses distribusi.
"Kalau sudah dimasukkan ke karung, terus kena air hujan pasti ada yang terbuang karena membusuk," katanya.
Isep menjelaskan hanya komoditas cabai rawit merah saja yang mengalami kenaikan drastis dari semula Rp 40 ribu per kilogram pada awal Desember hingga kini menembus Rp 82 ribu per kilo.
Komoditas pangan lain hingga kini harganya masih relatif stabil seperti bawang merah seharga Rp 18.500 per kilogram, bawang putih Rp 20 ribu, bawang putih kating Rp 23 ribu, serta bawang bombai Rp 12.500 per kilogram.
Kemudian cabai merah keriting yang juga masih stabil seharga Rp 27 ribu per kilogram, cabai merah besar Rp 25 ribu, cabai rawit hijau Rp 30 ribu, tomat Rp 5.000, cabai keriting hijau Rp 15 ribu, cabai tw hijau Rp 20 ribu, kentang Rp 8.000, petai Rp 15 ribu, serta jengkol Rp 23 ribu per kilogram.