REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Jakarta Propertindo, Widi Amanasto, mengatakan, sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, sengaja didesain mirip Kuda Lumping. Menurut dia, desain itu diambil karena menjadi ikon nusantara.
“Sirkuitnya seperti kuda lumping ya, ikonik nusantara,” kata Widi, kepada awak media, Rabu (22/12).
Dikatakan, lintasan balap Formula E akan menempuh jarak sepanjang 2,4 kilometer. Sedangkan, lebar sirkuit Formula E akan membentang sekitar 16 meter. Khusus, rintangan dalam sirkuit itu, akan disertai lintasan naik turun, dan sudut cepat serta lambat, selain dengan 18 tikungan yang ada.
Hingga kini, persiapan untuk lintasan yang bisa digunakan dengan memanfaatkan jalur yang ada di Ancol, sekitar 60 persen. Sisanya, 40 persen diklaim para penyelenggara akan diselesaikan dalam waktu tiga bulan, penyelesaian akan dimulai pada awal tahun nanti.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Formula E, Ahmad Sahroni, mengatakan, keputusan Ancol diambil setelah FIA dan FEO menyetujuinya dari lima lokasi alternatif sebelumnya.
“Kenapa lama memutuskan? karena ini diberikan approval FIA dan FEO, dua lembaga itu harus mengkaji dan mengevaluasi tempat yang ada,” kata Sahroni.
Dia menambahkan, alasan dipilihnya Ancol karena lokasi yang dinamis. Terlebih, ketika lokasi itu dinilai penyelenggara menjadi ikonik Jakarta dan tidak mengganggu jalan serta prasarana lainnya.
Dia melanjutkan, ada banyak manfaat dari penyelenggaraan di Ancol, mulai dari lokasi, pendapatan hingga branding yang ada. Khususnya, kata dia, ketika tidak perlu lagi membangun sirkuit dari nol. “Beda dengan F1, Formula E tidak perlu sirkuit yang sama,” katanya.