Rabu 22 Dec 2021 13:37 WIB

Desain Sirkuit Formula E Dibuat Mirip Kuda Lumping

Direktur Jakpro sebut desain sirkuit kuda lumping karena menjadi ikon nusantara.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Pelaksana Formula E Jakarta 2022 Ahmad Sahroni (kedua kanan) didampingi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Widi Amanasto (kedua kiri) menyampaikan penjelasan di lokasi yang akan dibangun Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (22/12/2021). JIEC akan memiliki panjang lintasan 2,4 kilometer, lebar 12 meter, 18 tikungan, dengan arah lintasan searah jarum jam, dan memiliki panjang 600 meter untuk trek lurus serta ditargetkan pembangunannya selesai pada April 2022.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Ketua Pelaksana Formula E Jakarta 2022 Ahmad Sahroni (kedua kanan) didampingi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Widi Amanasto (kedua kiri) menyampaikan penjelasan di lokasi yang akan dibangun Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (22/12/2021). JIEC akan memiliki panjang lintasan 2,4 kilometer, lebar 12 meter, 18 tikungan, dengan arah lintasan searah jarum jam, dan memiliki panjang 600 meter untuk trek lurus serta ditargetkan pembangunannya selesai pada April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Jakarta Propertindo, Widi Amanasto, mengatakan, sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, sengaja didesain mirip Kuda Lumping. Menurut dia, desain itu diambil karena menjadi ikon nusantara.

“Sirkuitnya seperti kuda lumping ya, ikonik nusantara,” kata Widi, kepada awak media, Rabu (22/12).

Baca Juga

Dikatakan, lintasan balap Formula E akan menempuh jarak sepanjang 2,4 kilometer. Sedangkan, lebar sirkuit Formula E akan membentang sekitar 16 meter. Khusus, rintangan dalam sirkuit itu, akan disertai lintasan naik turun, dan sudut cepat serta lambat, selain dengan 18 tikungan yang ada.

Hingga kini, persiapan untuk lintasan yang bisa digunakan dengan memanfaatkan jalur yang ada di Ancol, sekitar 60 persen. Sisanya, 40 persen diklaim para penyelenggara akan diselesaikan dalam waktu tiga bulan, penyelesaian akan dimulai pada awal tahun nanti.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Formula E, Ahmad Sahroni, mengatakan, keputusan Ancol diambil setelah FIA dan FEO menyetujuinya dari lima lokasi alternatif sebelumnya.

“Kenapa lama memutuskan? karena ini diberikan approval FIA dan FEO, dua lembaga itu harus mengkaji dan mengevaluasi tempat yang ada,” kata Sahroni.

Dia menambahkan, alasan dipilihnya Ancol karena lokasi yang dinamis. Terlebih, ketika lokasi itu dinilai penyelenggara menjadi ikonik Jakarta dan tidak mengganggu jalan serta prasarana lainnya.

Dia melanjutkan, ada banyak manfaat dari penyelenggaraan di Ancol, mulai dari lokasi, pendapatan hingga branding yang ada. Khususnya, kata dia, ketika tidak perlu lagi membangun sirkuit dari nol. “Beda dengan F1, Formula E tidak perlu sirkuit yang sama,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement