REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran memiliki pengalaman tersendiri dengan aksi balap liar sejak 21 tahun lalu sejak dirinya bertugas sebagai Kapolsek Tanah Abang pada tahun 2000. Hingga saat ini dia menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, fenomena balap liar masih terus ditemukan.
"Dari jaman saya kapolsek sampai hari ini fenomena ini terus terjadi. Saya Kapolsek Tanah Abang pada tahun 2000, jadi 21 tahun lalu setiap malam akhir pekan di Jalan Asia Afrika dan Gerbang Pemuda," kata Fadil Imran saat menggelar diskusi dengan para joki balap liar, di Polda Metro Jaya, Rabu (22/12).
Fadil mengaku, pada saat itu dirinya dipusingkan dengan olah anak muda yang kerap menggelar balapan liar. Biasanya, kata dia, balapan liar di jalanan dimulai pukul 01.00 WIB hingga 05.00 WIB.
Ia juga merasa heran dengan pelaku balap liar tidak pernah kapok. Padahal, kata dia, petugas sudah sering menindak para pelaku balap liar tersebut. "Saya bertanya ke hati saya, ini permasalahan balapan tak kunjung selesai. Dari saya pangkat letnan dua," ucap Fadil.
Dalam pertemuannya dengan joki balap liar, Fadil Imran menggelar pertemuan dengan para joki balap liar di Mapolda Metro Jaya, Rabu (22/12). Dalam pertemuan itu Fadil mendiskusikan mengenai perhelatan street race yang bakal diselenggarakan pada awal tahun 2022 di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
"Ekosistem akan diikuti Polri, IMI, daerah dan komunitas yang ada. Kita buat road race drag race format series. Direncanakan ada empat series dalam satu tahun diawali di Ancol pada 15 Januari 2022," kata Fadil.
Fadil berharap perhelatan street race juga berdampak pada perekonomian. Karena dipastikan pada saat penyelenggaraan nanti akan banyak pedagang UMKM. Juga diharapkan street race mengubah kebiasaan balap liar menjadi ajang yang lebih bermanfaat dan bisa melahirkan pembalap-pembalap profesional.
"Diharapkan dari transformasi ini tadinya bahaya jadi aman, pelanggaran ada perlindungan. IMI sudah janji siapkan helm, sepatu, body protector, dan baju warepack agar lebih aman boleh pakai jangan bawa pulang," kata Fadil.
Selain itu, lanjut Fadil, pertarungan balapan liar, diubah menjadi ajang yang ada legitimasi dan harapannya. Kemudian juga pasti akan ada kreatifitas, mulai dari mekanik, teknik balap, aksesoris, tata kelola sirkuit dan sebagainya. Pada akhirnya, kehangatan saling mencintai dan tidak ada lagi tawuran.
"Transformasi tersebut kita akan dapatkan nilai tambah, setelah itu kita ubah. Pertama keselamatan saya pikir saya dapat data dari dirlantas angka lakalintas lebih besar dari korban Covid-19," terang Fadil.