Kamis 23 Dec 2021 16:13 WIB

Wapres: Bahaya Jika tidak Ada Penerus Orang Alim

Wapres mengingatkan pentingnya keberadaan pesantren.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Wapres: Bahaya Jika Tidak Ada Penerus Orang Alim. Foto: Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Wakil Presiden Maruf Amin (kedua kiri), Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (kanan), Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar (kedua kanan) dan Ketua panitia Muktamar Imam Aziz (kiri) memukul rebana saat membuka Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di Pondok Pesantren Darus Sa
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Wapres: Bahaya Jika Tidak Ada Penerus Orang Alim. Foto: Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Wakil Presiden Maruf Amin (kedua kiri), Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (kanan), Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar (kedua kanan) dan Ketua panitia Muktamar Imam Aziz (kiri) memukul rebana saat membuka Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di Pondok Pesantren Darus Sa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan pentingnya keberadaan pesantren dalam menjalankan fungsinya sebagai pendidikan. Hal ini sebagai bagian regenerasi para ulama dan orang yang paham agama (alim). Wapres menilai akan bahaya jika sampai tidak ada penerus para alim ulama.

"Ini bahaya, tidak ada penerus. Kalau sampai tidak tersisa orang alim, orang akan mengambil pemimpin-pemimpin yang bodoh, yang tidak paham jadi pemimpin. kalau ditanya dia memberi fatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan," ujar Wapres saat meresmikan Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien di Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung, Kamis (23/12).

Baca Juga

Wapres yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia mengatakan, seiring waktu ulama-ulama berilmu akan berpulang satu per satu. Para ulama yang meninggal ini, kata Wapres, akan membawa ilmunya yang dia miliki.

"Kalau ulama meninggal, ilmunya tidak ditinggal, dibawa. Kalau istrinya ditinggal, mobilnya ditinggal, rumahnya ditinggal, tapi ilmunya dibawa. Kalau tidak ada pengganti, ini bahaya," ujarnya.

"Ini bukan sebagai wapres, ini ketua MUI ini kan. Karenanya, harus ada pengganti kaderisasi, jangan sampai kehilangan ulama. Karena itu ini (fungsi) pondok pesantren," kata Wapres.

Selain fungsi pendidikan, Wapres menyebut dua fungsi pesantren lainnya yakni sebagai pusat dakwah dan pemberdayaan umat. Sebagai pusat dakwah, pesantren memiliki peran besar dalam mengawal umat melakukan dakwah.

Sedangkan fungsi pemberdayaan masyarakat, setiap pesantren memiliki fungsi dalam memberdayakan warga pesantren maupun masyarakat di sekitar pesantren. Ia pun mengingatkan, potensi besar pesantren yang tersebar mencapai 27 ribu pesantren di Indonesia dengan jumlah santri hingga 18 juta.

Karena itu, jika setiap pesantren bisa mengembangkan produk maupun lembaga keuangan mikro untuk masyarakat akan berperan besar dalam pemberdayaan umat.

"Kalau ini diberdayakan tiap pesantren melalui pengembangan sektor keuangan, juga melalui sektor sektor riil, sekarang sudah berkembang One Pesantren One Product. bahkan banyak produknya sudah diekspor, saya kira ini adanya sektor keuangan seperti Bank Wakaf Mikro, BMT, kemudian produksinya di masyarakat di situ dibina oleh pesantren dan bisa melahirkan produk2 ekspor maka pengembangan ekonomi masyarakat sangat besar," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement