REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mahaka Media Tbk telah mendapatkan pembeli siaga dalam melaksanakan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Seperti diketahui, emiten bersandi saham ABBA ini akan menerbitkan sebanyak 1,18 miliar saham baru.
PT Beyond Media menyatakan tidak akan melaksanakan seluruh haknya dan akan mengalihkan HMETD yang dimiliki kepada PT Solic Kreasi Baru (SKB). SKB pun telah menyatakan kesanggupannya untuk mengambil sisa saham baru yang tidak dibeli pemegang saham utama Mahaka Media tersebut.
Setelah rights issue, dalam keterbukaan informasi pada Rabu (22/12), disebutkan bahwa SKB nantinya akan menggenggam saham ABBA sebesar 17,34 persen. Namun apabila pemegang saham lain tidak menggunakan haknya, SKB bisa memiliki saham ABBA hingga 30 persen.
Berdasarkan prospektus yang dirilis perseroan, sekitar 30 persen dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan entitas Anak. Sisanya sekitar 70 persen akan digunakan untuk investasi di sektor teknologi digital melalui pengembangan usaha entitas anak serta investasi baru, pengembangan aplikasi, dan pembelian hardware.
Sebelumnya, ABBA telah mendapatkan restu dari para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Agustus 2021. Direktur Utama PT Mahaka Media Tbk Adrian Syarkawie mengatakan, aksi rights issue ini dapat memperkuat struktur permodalan serta bisa mengembangkan kegiatan usaha dan meningkatkan kinerja perseroan.
"Rights issue juga akan mendukung pertumbuhan bisnis perseroan sehingga akan berpengaruh positif terhadap ekuitas dan aset terutama posisi kas perseroan," kata Adrian, Senin (13/9).
Terkait kinerja, Adrian optimistis kinerja perseroan akan semakin membaik ke depannya. Meskipun diakuinya kondisi semester I 2021 masih cukup menantang. Tantangan terutama datang sisi bisnis cetak.
"PPKM menyebabkan distribusi koran terganggu sedangkan Republika sangat tergantung sekali pada pelanggan," kata Adrian.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Adrian menjelaskan, perseroan akan memperkuat sisi digital. Hal ini seiring dengan perkembangan digital yg sangat pesat di Indonesia tercermin dari jumlah pengguna gawai yang sangat besar di Indonesia.
Pada tahun ini, menurut Adrian, perseroan akan memprioritaskan alokasi belanja modal untuk menyasar market anak muda. Tidak tertutup kemungkinan, perseroan juga akan mengalokasikan belanja modal untuk melakukan pengembangan produk baru.