REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program gerebek lumpur efektif mengurangi genangan di jalan maupun permukiman wargasaat hujan di Jakarta Barat.
"Sudah pasti efektif karena kan kalau saluran itu enggak kita keruk pasti banjir lebih parah karena kita keruk banjirnya jadi mengalir," kata Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat Purwanti Suryandari.
Purwanti mengatakan, program gerebek lumpur itu terbukti mengurangi genangan di beberapa titik diantaranya di kawasan Rawa Buaya. Selain itu, beberapa permukiman yang dilalui aliran kali besar pun tidak terlalu lama genangannya saat hujan deras.
Karena itu, Purwanti beserta jajaran tetap melanjutkan program gerebek lumpur di beberapa saluran air, terutama aliran kali besar. "Kita masih lakukan gerebek lumpur sekarang. Yang sedang berjalan itu di Kali Mokevart kemudian Kali Angke juga masih, kemudian Kali Grogol juga masih ada," kata Purwanti.
Sebelumnya, gerebek lumpur kerap dilakukan pihak SDA setiap akhir pekan pada setiap titik saluran di delapan kecamatan Jakarta Barat. Suku Dinas (Sudin) SDA mengerahkan 150 personel dan dua alat berat setiap menggelar gerebek lumpur.
"Karena susah dijangkau alat berat, pihak sudin mengandalkan tenaga manusia agar dapat membersihkan lumpur di bagian terkecil dari saluran air," kata kata Kasi Pemeliharaan Drainase Sudin SDA Jakarta Barat, Wawan Kurniawan.
Pihaknya sudah melakukan pembersihan saluran air di dua kecamatan, yakni Grogol Petamburan dan Palmerah. "Kita sudah lakukan di saluran penghubung atau PHB Kyai Tapa itu masuk di Kecamatan Grogol. Satu lagi di kolong Jalan Tanjung Duren dekat perbatasan wilayah Kecamatan Palmerah," kata Wawan.
Dari pembersih saluran air di dua lokasi itu, petugas berhasil mengangkut ribuan karung lumpur yang selama ini mengendap di dalamnya.