REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Akun Twitter Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) pada Jumat (24/12) laly mengancam akan meledakkan fasilitas nuklir Israel di kota Dimona, di gurun Negev. Akun Twitter IRGC mengunggah video yang menunjukkan beberapa ledakan di padang pasir.
“Kemudian pada hari itu, kami (Tuhan) akan memberimu pukulan paling keras. Kami pasti akan memberikan hukuman,” tulis IRGC dalam bahasa Arab, yang mengutip sebuah ayat Alquran, dan menambahkan tagar Dimona.
Akun tersebut menyediakan tautan ke akun Telegram IRGC, yang memiliki 376.084 pelanggan. Akun IRGC hanya mengikuti akun Twitter berbahasa Farsi dari Pemimpin Tertinggi Republik Islam, Ali Khamenei, serta akun IRGC berbahasa Arab lainnya.
"Jika terjadi kebodohan di pihak rezim Zionis, Republik Islam Iran tidak lagi siap untuk menghancurkan Tel Aviv dan Haifa, tetapi membebaskan Quds yang suci. Tidak ada yang akan merasakan momen keamanan, apakah mereka yang berada di 1.000 km atau di 10.000 km," tulis IRGC dalam Twitter-nya seperti dikutip Jerusalem Post.
Quds adalah nama Arab untuk Yerusalem. Bukan hanya Iran yang mengancam Israel, otoritas di Tel Aviv sebelumnya berulangkali akan mencangam menyerang Teheran. Apalagi jika sampai negara-negara berpengaruh gagal menghentikan misi nuklir Iran.
Seorang pembangkang Iran Sheina Vojoudi mengatakan, pasukan militer semestinya membela dan melindungi rakyat serta tanah airnya. Namun dia menduga IRGC menjalankan perintah atau dikendalikan oleh orang-orang atau kelompok yang bukan warga negara Iran.
Vajoudi mempertanyakan alasan IRGC mempublikasikan pernyataan dengan menggunakan bahasa Arab. Padahal bahasa resmi Iran adalah bahasa Persia. Dia menduga, IRGC sengaja mempublikasikan pernyataan dalam bahasa Arab untuk berbicara dengan proksinya yaitu kelompok Hizbullah, Hamas, Houthi, Hashd al Shabi, dan entitas lainnya.
"Istilah Persia Sepah-e Pasdaran memiliki nilai yang besar dan berakar pada bahasa Persia kuno tetapi IRGC merusaknya. Mengapa IRGC harus mempublikasikan sebagian besar pernyataannya dalam bahasa Arab, sedangkan bahasa resmi Iran adalah Persia? Karena mereka berbicara dengan proksinya seperti Hizbullah, Hamas, Houthi, Hashd al Shabi dan entitas lain di bawah komando yang bukan rakyat Iran," ujar Vajoudi, dilansir the Jerusalem Post, Senin (27/12).