Jumat 07 Feb 2025 09:33 WIB

Trump Caplok Gaza, Media Israel: Taktik Licik Amerika-Israel

Rencana Trump pindahkan warga Gaza akan sebabkan perang lebih parah.

Tentara Israel berada di dekat Gaza. Setelah gencatan senjata, mereka menemukan 100-an jenazah kawan mereka sendiri yang tertimpa bangunan.
Foto: EPA-EFE/MARTIN DIVISEK
Tentara Israel berada di dekat Gaza. Setelah gencatan senjata, mereka menemukan 100-an jenazah kawan mereka sendiri yang tertimpa bangunan.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH --  Rencana Trump untuk memindahkan paksa warga Palestina dari Gaza bisa jadi merupakan "tipu muslihat" yang menunjukkan style kepemimpinannya yang tidak biasa alias aneh sendiri. Itu bukanlah rencana yang realistis terutama jika tidak ada satu pun faksi Palestina yang menyetujuinya, menurut Analis Urusan Arab di Yedioth Ahronoth.

Rencana Trump untuk memindahkan warga Palestina menciptakan fantasi baru di Israel, situs web berita tersebut menambahkan.

Baca Juga

Banyak orang Israel "ingin melihat Gaza diratakan dengan tanah, orang-orang Palestina menghilang, dan Jalur Gaza, yang selama puluhan tahun menjadi sarang tentara Israel, menjadi Riviera Amerika yang makmur," kata Ynet , seraya menambahkan, "Itu mimpi yang nyata, tetapi ada satu peringatannya, itu tidak realistis, mustahil, dan tidak masuk akal untuk dilaksanakan."

Surat kabar itu melanjutkan, "Tidak ada entitas Palestina yang akan setuju untuk bekerja sama dengan rencana Trump untuk migrasi atau pemindahan, terutama karena penyebutan apa pun tentang migrasi atau kepergian langsung dikaitkan dengan bencana kolektif terbesar rakyat Palestina – Nakba tahun 1948.

Ditekankannya, "Bahkan Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas (Abu Mazen), kemarin bersekutu dengan Hamas dan dengan tegas menyatakan penentangannya terhadap Hamas."

Aksi militer tidak akan menyebabkan Hamas menyerah

Menurut situs web tersebut, Aksi militer, tidak peduli seberapa agresifnya, akan menyebabkan lebih banyak kerusakan dan kematian di Gaza, tetapi tidak akan menyebabkan Hamas menyerah, Selama tidak ada alternatif yang sah untuk itu, atau bahkan pembubarannya. Itu hanya akan menyebabkan lebih banyak kematian tentara IOF yang akan melanjutkan perang tanpa tujuan yang realistis.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement