Rabu 29 Dec 2021 09:36 WIB

Petrokimia Gresik Raih Propernas Emas untuk Pertama Kalinya

Petrokimia Gresik dinilai memenuhi kriteria Propernas Emas lewat Program Literasi.

Program Literasi mampu mengantar Petrokimia Gresik meraih penghargaan Propernas Emas dari KLHK pada Selasa (28/12).
Foto: Istimewa
Program Literasi mampu mengantar Petrokimia Gresik meraih penghargaan Propernas Emas dari KLHK pada Selasa (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK--Petrokimia Gresik berhasil meraih penghargaan Propernas Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Ini menjadi penghargaan pertama Petrokimia Gresik dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Tingkat Nasional KLHK.

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menuturkan, penghargaan ini merupakan buah kerja keras perusahaan dalam membangun kelestarian lingkungan. Menurutnya, apresiasi ini semakin memotivasi insan Petrokimia Gresik untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup. Sebab, kepedulian terhadap lingkungan diklaim menjadi instrumen penting bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing.

Baca Juga

"Lima dekade usia Petrokimia Gresik akhirnya bisa meraih Propernas Emas. Ini membuktikan bahwa Petrokimia Gresik adalah perusahaan yang ingin terus maju dan sustain dalam memberikan berkah bagi masyarakat sekitar serta peduli terhadap lingkungan,” ujarnya dalam keterangan, Selasa (28/12).

Dwi Satriyo menambahkan, untuk mendapatkah Propernas Emas, Petrokimia Gresik harus mempertahankan Propernas Hijau dua kali berturut, yakni pada 2019 dan 2020. Ia mengatakan, Petrokimia Gresik tetap melaksanakan penugasan penyediaan pupuk nasional dengan tetap mempertahankan dan menjaga aspek lingkungan hidup.

Petrokimia Gresik berhasil meraih Propernas Emas karena dinilai telah memenuhi kriteria melalui program unggulan Corporate Social Responsibility 'Literasi'. Program ini dijalankan Petrokimia Gresik di Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. Program Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi ini mampu melahirkan inovasi sosial yang menjawab sejumlah masalah di lingkungan Desa Sumbersari melalui Bank Literasi.

Program Literasi dinilai berhasil mendorong local hero menciptakan program yang inklusif untuk kesejahteraan masyarakat Sumbersari dan sekitarnya. “Program ini menjadi solusi komprehensif, bahkan mampu memberikan nilai tambah atas segala permasalahan peternak sapi yang selama ini menjadi momok,” ujar Dwi Satriyo.

Melalui Program Literasi, lahirlah tabungan limbah ternak, produk media tanam, serta kemudahan membayar premi Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau (AUTS/K) yang dapat melindungi usaha peternak. Dimana limbah yang disetorkan kepada Bank Literasi ditukar dengan rupiah yang dapat digunakan untuk membayar premi asuransi.

Sedangkan tabungan limbah ternak itu sendiri digunakan sebagai bahan baku media tanam atau pupuk kompos yang dimanfaatkan untuk budidaya tanaman hortikultura. Selanjutnya, hasil panen dari tanaman hortikultura diolah menjadi produk jamu dan katering yang dapat dijual langsung ke konsumen.

Tomi Distianto, local hero dalam Program Literasi mengaku dirinya dan masyarakat Sumbersari merasakan adanya perubahan signifikan sejak tahun pertama pembinaan hingga kini. “Dari peternak yang hanya tahu merumput setiap hari kini mengerti soal silase dan fermentasi, dari peternak yang menumpuk kotoran ternak dan hanya menjadi limbah kini berkembang produktif mengubahnya menjadi berkah,” ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement