REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga riset NielsenIQ, menyampaikan terdapat kemunculan pedagang online baru selama perayaan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 11-12 Desember 2021. Tercatat terdapat peningkatan pertambahan pedagang baru sebanyak 6 persen.
Direktur NielsenIQ, Rusdy Sumantri, mengatakan, persentase peningkatan jumlah pedagang baru pada harbolnas tahun ini memang turun 1 persen dari peningkatan di tahun lalu. Namun, perayaan Harbolnas terbukti selalu memberikan dampak sosial ekonomi bagi masyarakat.
"Mereka yang semula hanya sebagai pembeli menjadi penjual. Jadi Harbolnas ini turut menciptakan wirausaha," kata Rusdy dalam konferensi pers virtual, Rabu (29/12).
Pengaruh Harbolnas dalam memunculkan minat masyarakat untuk menjadi penjual di berbagai e-commerce dalam Harbolnas tentu disertai dengan berbagai peluang pasar. Rusdy menyampaikan, hasil riset NielsenIQ mencatat, situasi pandemi mengubah perilaku masyarakat dalam pola belanja.
Tercatat, sebanyak 89 persen pengguna internet aktif di Indonesia sudah semakin menyadari adanya Harbolnas yang jatuh setiap tanggal 11-12 Desember.
Informasi mengenai Harbolnas, utamanya diperoleh dari televisi sebanyak 70 persen, sosial media 69 persen, website belanja online 58 persen, platform video 52 persen, serta iklan digital 26 persen.
Adapun dari sisi profil mayoritas pembeli di Harbolnas, Nielsen mencatat 97 persen merupakan pembeli reguler. Persentase itu meningkat 5 persen dari tahun lalu. Sisanya 3 persen merupakan pembeli pertama di Harbolnas, serta 0 persen dari pendatang baru sebagai konsumen di toko online.
Sebagai informasi, hasil riset NielsenIQ mencatat, total transaksi dalam Harbolnas 12.12 tahun ini mencapai Rp 18,1 triliun. Dari nilai itu, sebanyak Rp 8,5 triliun bersumber dari penjualan produk lokal. Nilai penjualan produk lokal itu naik Rp 2,9 triliun dari 2020 lalu.
Berdasarkan wilayah, transaksi Harbolnas di Pulau Jawa naik 73 persen sedangkan luar Jawa meningkat 38 persen. Khusus untuk penjualan produk lokal di Jawa mengalami kenaikan 55 persen sedangkan luar Jawa tumbuh 42 persen.
"Dengan kenaikan nilai transaksi saat Harbolnas, volume transaksi meningkat 7,4 kali dibanding volume penjualan rata-rata di hari biasa," kata Rusdy.