Rabu 29 Dec 2021 20:43 WIB

Produksi Cabau Rawit Belitung Capai 154 Ton

Jumlah produksi tersebut memang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Cabai rawit (ilustrasi). Produksi cabai rawit di Belitung mencapai 154 ton.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Cabai rawit (ilustrasi). Produksi cabai rawit di Belitung mencapai 154 ton.

REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAILIAT -- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat produksi cabai rawit di daerah itu hingga akhir Desember 2021 sebanyak 154 ton dari luas panen mencapai 120 hektare.

"Produksi cabai rawit hasil panen petani di atas area tanam seluas 120 hektare tercatat sebanyak 154 ton," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Belitung, Tenny Meireni, di Tanjung Pandan, Rabu (29/12).

Baca Juga

Menurut dia, selain itu, DKPP juga mencatat produksi cabai merah besar di daerah itu mencapai 7,5 ton luas panen dua hektare dan produksi cabai besar keriting sebanyak 134 ton luas panen 79 hektare. Tenny mengatakan, jumlah produksi tersebut memang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan masih bergantung dengan pasokan dari luar daerah.

"Daerah kita memang masih memiliki ketergantungan dengan produksi cabai nasional," ujar Tenny.

Ia menambahkan, kondisi tersebut cukup memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi harga cabai di tingkat pasaran. Maka ketika produksi banyak maka harga turun namun jika produksi menurun maka harga mengalami kenaikan.

Meskipun demikian, animo daerah itu untuk membudidayakan tanaman cabai cukup tinggi mengingat peluang dan nilai ekonominya yang besar. Memang masih ditemukan sejumlah kendala yang dihadapi para petani sehingga mengakibatkan tanaman cabainya gagal panen seperti faktor cuaca kemudian serangan hama penyakit.

"Maka ke depannya kami tetap melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap petani agar produksi tetap maksimal," kata Tenny.

Ia menargetkan, produksi cabai rawit lokal di daerah itu dapat mencapai 200 kilogram guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. "Walaupun belum sepenuhnya namun bisa untuk memenuhi kebutuhan lokal sekian persen," ujar dia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement