REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dari 63 responden sebanyak 54 persen optimis sektor properti akan tumbuh lebih positif dan akan mengalami rebound dengan preferensi rumah tapak yang masih menjadi favorit. Survey Property Outlook 2022 yang dilakukan Knight Frank Indonesia, konsultan real estate independen terkemuka itu untuk mengetahui pandangan umum terkait performa sektor properti di tahun 2022. Survei merangkum proyeksi pasar dari para pelaku industri properti di Indonesia.
Dalam hal ini, bisnis rumah tapak tampaknya cukup menjanjikan bagi pasar properti tanah air setelah terdampak Covid-19. Menyikapi hal ini, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) mempersiapkan produk terbaru Cendana Homes Series yang rencananya akan diluncurkan pada Q1/2022. Tren produk rumah tapak dengan harga terjangkau, desain yang sesuai dengan selera milenial telah menjadi produk yang banyak dicari konsumen anak muda tersebut.
“LPKR terus berinovasi dan menggandeng desainer terkemuka Alex Bayu untuk menyajikan rumah yang harganya terjangkau, " kata CEO LPKR John Riady dalam keterangan tertulisnya Kamis (30/12). Ukuran yang tidak terlalu besar bagi pasangan muda, namun memaksimalkan space utilization serta menitikberatkan functionality.
Contohnya setiap ruangan perlu ada cross ventilation dan itu sebagai bentuk implementasi cara kehidupan baru dengan istilah work from home. Saat ini masyarakat sudah familiar dengan aktivitas hibrida, bertemu secara daring maupun luring. Berkaca dari situasi itulah LPKR merancang produk yang juga mengikutsertakan ruangan kantor kecil di tiap rumah.
Inovasi LPKR dalam menciptakan hunian terjangkau terbukti dari keberhasilan peluncuran Cendana Homes Series. Sejak bulan Juli 2020 hingga saat ini telah 8 project Cendana Homes Series yang diluncurkan dan selalu sold out dalam waktu singkat.
Keberhasilan penjualan ini tak lepas dari faktor pendapatan perkapita yang meningkat dari populasi milenial usia produktif. Didukung kemudahan yang ditawarkan perbankan yaitu pembiayaan KPR dengan tingkat bunga yang rendah. “Sekarang ada kecenderungan segmen milenial ini memilih properti sebagai instrumen investasi. Mereka menjadikan properti sebagai aset yang fungsional.” ujar John.