REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Henky Manurung mengatakan, jika wisatawan domestik sangat berperan dalam mendorong kebangkitan sektor pariwisata saat ini, setelah dihantam pandemi Covid-19. Bahkan, seiring dengan makin terkendalinya situasi Covid-19, pemerintah pun memberlakukan beberapa relaksasi dan kebijakan guna mendukung pulihnya sektor ini. Di antaranya, sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE).
Demikian diutarakannya dalam Dialog Produktif dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN. Dikatakan Henky, di akhir tahun 2021, tingkat hunian kamar menjelang Natal dan Tahun Baru mengalami peningkatan.
“Wisata domestik mulai bergairah. Tujuan kunjungan ke Bali misalnya, dalam sehari mencapai 14 ribu penumpang yang melakukan penerbangan, tertinggi di masa pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir,” ujar dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (31/12).
Saat ini, katanya, wisatawan domestik akan menjadi tulang punggung industri pariwisata. “Wisatawan Indonesia bertanggung jawab, taat prokes 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan), sembari kami gencarkan 3T (testing, tracing, treatment). Jadi untuk sementara wisatawan domestik akan menjadi andalan,” ujarnya.
Optimisme membangkitkan pariwisata nasional tetap kuat, meski saat ini, pemerintah tetap waspada. Khususnya, terhadap ancaman varian Omicron yang sudah ditemukan di Indonesia.
“Kita coba ciptakan ketaatan prokes agar mampu bertahan dan membangun ekonomi kreatif ke depan dan menjadikan pertumbuhan industri pariwisata di 2022 lebih baik,” ujar Henky.
Guna mendukung pariwisata domestik, Henky menambahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan mitra mulai 24 Desember 2021. Salah satunya, dengan dihadirkannya mobil vaksin di Bali untuk percepatan vaksinasin khususnya mengejar vaksinasi anak-anak usia 6-11 tahun, termasuk mereka yang belum divaksinasi, meskicatatan vaksinasi di Bali sudah tinggi.
Di sisi l ain, kata dia, sistem keamanan bandara, juga sudah baik, terutama dalam hal mengatasi potensi kerumunan. Petugas-petugas di bandara sudah membuat pembatasan kerumunan. Sebagai masyarakat, ucap dia, sebaiknya juga turut berpartisipasi untuk hindari kerumunan di seluruh aksesibilitas. Selain petugas.
"Pihak Pemda TNI Polri juga telah diturunkan untuk memecah kerumunan di kawasan wisata. Atraksi wisata tetap ada pembatasan pengunjung,” ujarnya.
Henky menegaskan, meskipun sudah hampir dua tahun industri pariwisata ‘menderita’ karena pandemi namun prokes tetap harus ditaati. Tujuannya, bukan hanya melindungi pengunjung tapi juga pekerjanya. Bersama-sama seluruh pihak harus tertib, dan itu sudah berjalan sepanjang pengamatan pihaknya belakangan ini.
"Selain Bali, Banten juga diharapkan jadi percontohan untuk daerah tujuan wisata serta staycation yang sudah dirindukan masyarakat,” ujarnya.