REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir mengajak umat Muslim untuk mengawali momen pergantian tahun untuk meningkatkan keimanan dan memperbanyak amal sholeh. KH Haedar menjelaskan, kebaikan dalam Islam dibagi menjadi dua dimensi, yaitu kebaikan yang langsung diturunkan Allah SWT dalam bentuk wahyu dan perintah (al-amr), adapula kebaikan yang tumbuh dan hidup di dalam kebudayaan dan tradisi bermasyarakat.
“Kebaikan yang bersumber langsung dari Allah SWT, di dalamnya terkandung anjuran untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran. Kebaikan ini terpancar dalam nilai keadilan, keutamaan, moral, akhlak, dan segala prilaku luhur yang dapat membawa kemaslahatan bagi diri sendiri, keluarga maupun orang banyak,” jelas KH Haedar dalam acara Dzikir Nasional yang diadakan Republika, Jumat (31/12).
“Sedangkan kebaikan yang tumbuh dalam masyarakat, senantiasa memancarkan rahmat dan manfaat bagi orang lain, seperti kebiasaan tolong-menolong, berbagi, saling peduli, dan mencegah hal-hal tercela seperti korupsi, kekerasan, kejahatan, dan lainnya,” ujarnya menambahkan.
Dalam kondisi yang masih serba terbatas ini, KH Haedar mengajak seluruh masyarakat untuk menebarkan kebaikan dengan terus menjaga kewaspadaan dalam menghadapi pandemi yang belum usai, serta resiko penularan virus Covid-19 varian baru. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk terus optimis, saling menolong dan tidak abai pada mereka yang lebih terdampak pandemi.
Dia juga menghimbau untuk senantiasa menyebarkan kebaikan dengan mewujudkan perdamaian dan persatuan antarsesama. Islah (perdamaian), kata dia, hanya dapat terwujud jika seluruh masyarakat serempak menghalau terjadinya keretakan dan perpecahan. Hal ini dapat dilakukan dengan merajut silaturahmi dan ukhuwah.
“Insya Allah jika kita mau berbuat baik dengan merekatkan ukhuwah, perdamaian, hubungan antarsesama, maka buah dari kebaikan itu akan dinikmati bersama,” ujarnya.
Kebaikan, kata dia, juga dapat direalisasikan dalam bentuk kemajuan. Kaum Muslimin, sebagai kelompok agama mayoritas di Indonesia, harus menjadi uswatul hasanah dalam menebarkan nilai-nilai kemajuan untuk membangun peradaban yang lebih baik. Umat Muslim, kata KH Haedar, juga perlu menjadi contoh dalam keadaban, pendidikan, ekonomi, politik, dan beragam aspek kehidupan lainnya.
“Berakhirnya tahun, bagi kaum Muslimin, seyogyanya bukan hanya sekedar perputaran waktu, namun menjadi perenungan. Mudah-mudahan semangat optimisme kita untuk menyambut tahun yang baru semakin berkobar dengan visi menebar nilai-nilai kebaikan yang multi aspek tadi, sekaligus senantiasa mendambakan rahmat dan karunia Allah SWT,” pungkasnya.
Republika kembali menggelar kegiatan Dzikir Nasional pada 31 Desember, dalam rangka memeriahkan momen pergantian tahun. Dalam Dzikir Nasional kali ini, Republika mengangkat tema 'Terus Membersamai Kebaikan’, dengan tujuannya, agar kegiatan ini menjadi pengingat bahwa Republika sebagai media tidak cukup hanya memberitakan informasi, tetapi juga menjadi bagian dari setiap kegiatan kebaikan yang terjadi di Indonesia.
Acara ini juga diharapkan bisa menjadi alternatif kegiatan bagi masyarakat yang ingin melewatkan pergantian tahun dengan cara yang lebih bermartabat, bukan mengisi pergantian tahun dengan hura-hura atau pergi ke tempat yang penuh kemaksiatan. Dzikir Nasional ini diisi dengan sambutan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, serta Ketua MUI bidang dakwah Cholil Nafis. Adapun pengisi tausyiah antara lain, Ustazah Qotrunnada, Ustazah Aisyah Dahlan, Habib Nabiel Al Musawa, Ketum ICMI Prof. Arif Satria, Prof. KH nasaruddin Umar, Habiburrahman El shirazy, serta Ustaz Abdul Syukur.