REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merasa bahagia, lebih banyak emosi positif, dan meningkatkan kesejahteraan emosional mungkin masih diupayakan oleh sebagian orang. Kabar baiknya, upaya mencapai itu semua sangat mungkin dilakukan.
Bukan berarti seseorang harus menghindari emosi negatif, karena semua emosi adalah bagian normal dan penting dalam kehidupan. Berdasarkan artikel yang diterbitkan The Berkeley Well-Being Institute, ada tujuh cara yang bisa dijajal untuk mulai meningkatkan kesejahteraan emosional sebagai berikut:
1. Latih kesadaran emosional
Tanya kepada diri sendiri apa yang sedang dirasakan dan mengapa merasakan hal-hal tersebut. Ketika seseorang tidak menyadari emosinya, dia mungkin terlibat dalam perilaku yang menyakiti kesejahteraan emosionalnya.
Ketika seseorang lebih memperhatikan emosi yang dirasakan, dia akan mulai mempelajari situasi, orang, atau pikiran mana yang memengaruhi emosi itu. Sebagai hasilnya, dia dapat mengambil tindakan yang membantu memiliki emosi yang lebih menyenangkan.
2. Latih penerimaan yang penuh perhatian
Setelah kesadaran emosional, langkah selanjutnya adalah penerimaan emosional. Mengalami emosi tanpa menghakimi membantu mencegah perkembangan emosi negatif sekunder (misalnya rasa bersalah ketika sedang marah).
Penerimaan emosi bakal mencegah munculnya emosi negatif ekstra tersebut. Untuk melatih penerimaan, biarkan emosi datang dan pergi tanpa melabelinya sebagai baik atau buruk. Keterampilan ini dapat dikembangkan dengan menggunakan meditasi kesadaran.
3. Fokuskan perhatian
Strategi kesejahteraan emosional lainnya yakni mengarahkan kembali perhatian dari hal-hal buruk menuju hal-hal baik. Fokuslah pada hal-hal terbaik dan situasi positif yang mungkin terjadi dalam hidup. Ini terbukti mengurangi gejala kecemasan.
4. Berlatih penilaian ulang
Penilaian ulang adalah strategi regulasi emosi yang melibatkan penafsiran ulang situasi stres dalam perspektif yang lebih positif. Akibatnya, seseorang merasa lebih baik dan seiring waktu dapat melihat peningkatan kesejahteraan emosional.
Seseorang dapat berlatih menilai kembali situasi dengan membuat daftar hal-hal yang baik dalam situasi yang berbeda. Misalnya, mengambil hikmah dari kegagalan sebagai kesempatan untuk tumbuh, pelajaran apa yang dipetik, dan bagian mana yang berkesan.
5. Menjaga jarak secara emosional
Saat mengalami masa sulit, buat jarak emosional dengan diri sendiri. Bayangkan diri sebagai lalat di dinding atau bayangkan diri adalah sosok dari masa depan yang melihat kembali diri saat ini. Dengan menggunakan jarak emosional, seseorang biasanya lebih mudah pulih dari pengalaman negatif.
6. Gunakan imajinasi
Ketika membayangkan hal-hal positif, otak menghasilkan sinyal seolah sedang mengalami hal itu dalam kehidupan nyata. Itu sebabnya imajinasi positif bisa menjadi alat yang sangat ampuh untuk kesejahteraan emosional dengan cara membantu otak mengalami emosi positif.
7. Berbagi momen positif
Dengan membagikan momen positif, artinya membantu momen itu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan lebih lama. Jadi, ketika sesuatu yang baik terjadi, jangan ragu menunjukkan, menceritakan, atau membagikan pengalaman itu dengan orang-orang yang disayangi.
Misalnya, menelepon keluarga atau mengirim pesan tentang itu kepada teman. Sebagai contoh, jika mendapat promosi karier, tunjukkan rasa senang dan syukur dengan mengabari orang terkasih atau merayakannya dengan makan malam bersama, dikutip dari laman Good Men Project.