Rabu 05 Jan 2022 05:45 WIB

Orang-Orang yang Sesat Setelah Para Nabi dan Rasul Wafat

Orang yang sesat setelah para nabi wafat adalah yang tinggalkan sholat

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Orang yang sesat setelah para nabi wafat adalah yang tinggalkan sholat. Ilustrasi sholat
Foto:

Kiai Arifin menjelaskan ketika Nabi Muhammad ﷺ telah wafat, terdapat orang-orang yang tadinya mau mengeluarkan berzakat dan mengerjakan sholat justru tidak lagi menunaikannya.  

Selain itu dalam ayat tersebut juga disebutkan orang-orang yang menemui kesesatan setelah wafatnya para nabi dan rasul adalah yang mengikuti hawa nafsunya. Maka orang-orang yang melalaikan atau meninggal sholat dan mengikuti hawa nafsunya akan masuk pada keburukan yakni ke neraka  

"Maka mereka yang seperti itu, yang lebih mengikuti hawa nafsu, sampai kemudian menunda sholatnya secara terus menerus tanpa alasan yang dibenarkan, mereka akan menemui kesulitan, kesusahan, keburukan nanti di akhirat kelak," kata Kiai Arifin dalam kajian virtual Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran (PSQ) beberapa waktu lalu.  

Sementara pada surat Maryam ayat 60 dijelaskan tentang orang-orang yang akan mendapatkan kebahagiaan setelah wafatnya para nabi dan rasul. Atau orang yang terhindar dari keburukan.  

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا 

“Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.”

Yakni orang-orang yang bertaubat. Yakni mengakui semua kesalahannya dan bertekad untuk berbuat baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Selain itu beriman atau senantiasa meningkatkan keimanannya. Serta orang yang terus menambah perbuatan salehnya.  

"Mereka yang bertaubat, beriman, beramal saleh, mereka itu akan masuk surga. Berbeda dengan yang tadi,akan merasakan buruknya neraka," jelas Kiai Arifin. 

Lebih lanjut Kiai Arifin menjelaskan pada surat Maryam ayat 61, Allah SWT memperjelas surga yang akan ditempati orang-orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh, meningkatkan kualitas keimanan dan terus memperbanyak amal saleh. Yaitu Surga Adn. 

جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ عِبَادَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّهُ كَانَ وَعْدُهُ مَأْتِيًّا

“Yaitu surga 'Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati.”   

Kiai Arifin menjelaskan kata wa'ada rahman pada ayat tersebut menunjukan sifat Rahman Allah ﷻ.  

Para ulama menjelaskan tentang mengapa Allah ﷻ menggunakan Ar Rahman dalam ayat itu. Para ulama tafsir berpendapat bahwa itu bermakna setiap hamba yang masuk ke dalam surga itu semata-mata karena kasih dan sayang Allah ﷻ dan bukan karena amal atau ibadahnya di dunia. Sehingga seorang hamba pun tidak menjadi sombong karena ibadahnya. Lalu untuk apa seseorang beramal? 

 

Kiai Arifin mengatakan amal dan ibadah dan ketaatan hamba untuk melaksanakan perintah Allah ﷻdan menjauhi larangan-Nya adalah syarat bagi seorang hamba memperoleh rahmat Allah ﷻ.      

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْكُفْرِ مِنَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِاَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوْبُهُمْ ۛ وَمِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا ۛ سَمّٰعُوْنَ لِلْكَذِبِ سَمّٰعُوْنَ لِقَوْمٍ اٰخَرِيْنَۙ لَمْ يَأْتُوْكَ ۗ يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ مِنْۢ بَعْدِ مَوَاضِعِهٖۚ يَقُوْلُوْنَ اِنْ اُوْتِيْتُمْ هٰذَا فَخُذُوْهُ وَاِنْ لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوْا ۗوَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ فِتْنَتَهٗ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَمْ يُرِدِ اللّٰهُ اَنْ يُّطَهِّرَ قُلُوْبَهُمْ ۗ لَهُمْ فِى الدُّنْيَا خِزْيٌ ۖوَّلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlomba-lomba dalam kekafirannya. Yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka belum beriman; dan juga orang-orang Yahudi yang sangat suka mendengar (berita-berita) bohong dan sangat suka mendengar (perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka mengubah kata-kata (Taurat) dari makna yang sebenarnya. Mereka mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepadamu (yang sudah diubah) terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah.” Barangsiapa dikehendaki Allah untuk dibiarkan sesat, sedikit pun engkau tidak akan mampu menolak sesuatu pun dari Allah (untuk menolongnya). Mereka itu adalah orang-orang yang sudah tidak dikehendaki Allah untuk menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab yang besar.

(QS. Al-Ma'idah ayat 41)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement