Ahad 09 Jan 2022 15:35 WIB

Kuota KUR Bank BUMN Naik Pesat pada 2022

Pemerintah menargetkan penyaluran KUR menjadi Rp 373,17 triliun.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Perajin menunjukkan kain bermotif kerawang Suku Gayo, Aceh kepada calon pembeli di UMKM Nyakni Souvenir, Banda Aceh, Aceh, Rabu (5/1/2022). Pemerintah mengalokasi anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp373,17 triliun pada tahun 2022 atau lebih besar dibanding KUR tahun 2021 sebesar Rp285 trilun untuk pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam upaya pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/AMPELSA
Perajin menunjukkan kain bermotif kerawang Suku Gayo, Aceh kepada calon pembeli di UMKM Nyakni Souvenir, Banda Aceh, Aceh, Rabu (5/1/2022). Pemerintah mengalokasi anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp373,17 triliun pada tahun 2022 atau lebih besar dibanding KUR tahun 2021 sebesar Rp285 trilun untuk pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam upaya pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memutuskan menambah plafon kredit usaha rakyat (KUR) kepada pelaku UMKM pada tahun ini. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Pada tahun ini pemerintah menargetkan penyaluran KUR ditingkatkan menjadi Rp 373,17 triliun dengan suku bunga tetap sebesar enam persen. Adapun kenaikan itu membuat jatah KUR bank himpunan milik negara (Himbara) tumbuh signifikan pada tahun ini. 

Baca Juga

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 195 triliun pada tahun ini. Adapun target ini setara 93,02 persen dengan pencapaian KUR perseroan sebesar Rp 181,39 triliun pada November 2021.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan realisasi KUR pada November 2021 diberikan kepada lebih dari enam juta nasabah. 

“BRI merespons kebijakan pemerintah untuk melanjutkan program KUR pada 2022 sebagai sesuatu yang positif. Sektor ekonomi yang mendominasi penyaluran KUR BRI yakni perdagangan dan pertanian,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Ahad (9/1/2022).

Menurutnya KUR merupakan salah satu penopang pertumbuhan UMKM di Indonesia. Saat ini BRI telah mempersiapkan infrastruktur dalam pengembangan UMKM, termasuk penyaluran KUR. 

Sementara itu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk optimistis penyaluran kredit bersubsidi atau KUR tahun ini akan bergerak cepat sesuai pertumbuhan yang dikehendaki oleh pemerintah. Hal ini seiring BNI mendapat alokasi KUR sebesar Rp 38 triliun untuk mengoptimalkan potensi ekspansi ekonomi segmen UMKM pada 2022. 

Direktur Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto mengatakan alokasi KUR BNI meningkat 22,7 persen dari alokasi tahun lalu Rp 30,95 triliun.

"Kami cukup yakin untuk penyaluran KUR akan sesuai alokasi pemerintah. Terlebih, kami melihat permintaan dan kinerja KUR BNI yang sangat baik,” ucapnya.

Sis Apik menuturkan saat ini kredit segmen UMKM mengalami peningkatan permintaan kredit yang kuat. Adapun segmen UMKM juga merupakan sektor yang paling cepat pulih setelah tertekan oleh pandemi Covid- 19. 

“BNI sebagai bank internasional memiliki strategi tersendiri dalam pengembangan segmen UMKM. Perseroan fokus untuk mendorong UMKM go produktif, go digital, dan go global,” ucapnya.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyalurkan KUR senilai Rp 33,68 triliun pada November 2021. Adapun kredit berbunga rendah ini disalurkan kepada lebih dari 353.000 debitur.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi AS Aturridha mengatakan realisasi tersebut sudah mencapai 96,24 persen dari total target penyaluran KUR perseroan pada 2021. Bank berlogo pita emas ini mendapatkan mandat untuk menyalurkan KUR sebesar Rp 35 triliun sepanjang 2021.

Jika dirinci berdasarkan sektor usahanya, mayoritas disalurkan sektor produksi sebesar Rp 19,69 triliun atau sekitar 58,46 persen dari total realisasi. Bank Mandiri juga mendorong penyaluran ke sektor prioritas lainnya, yaitu pertanian dengan total penyaluran KUR sebesar Rp 9,62 triliun dan sektor jasa produksi senilai Rp 6,66 triliun.

“Salah satu strategi yang sudah diterapkan perseroan yakni dengan mengoptimalkan aplikasi Mandiri Pintar untuk mempercepat proses penyaluran kredit,” ucapnya.

Selain itu, Bank Mandiri terus mendorong gerak pertumbuhan bisnis berbagai sektor ekonomi, termasuk sektor pariwisata. Rudi menilai pariwisata menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19 menyusul langkah Indonesia dan dunia internasional mengetatkan jalur masuk bagi wisatawan global guna mencegah penyebaran virus corona.

Alhasil, wilayah di Indonesia yang banyak menjadi destinasi turis Internasional seperti Bali dan Yogyakarta pun harus mengandalkan pada kunjungan wisatawan lokal. Bank Mandiri menyadari pelaku sektor usaha, khususnya UMKM terdampak Covid perlu mendapatkan perlakuan khusus agar mereka bisa bertahan, atau bahkan bangkit dengan melakukan penyesuaian proses bisnis.

Bank Mandiri secara aktif menyalurkan KUR ke sektor pariwisata sebesar Rp 4,79 triliun pada Januari-November 2021 kepada lebih dari 44.000 pelaku UMKM.

"Saat ini perekonomian masyarakat sudah menunjukkan perbaikan dan terus meningkat, kami berharap tren ini dapat terus berkembang, sehingga memberikan dampak positif pada sektor usaha lainnya seperti pariwisata," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement