Senin 10 Jan 2022 15:18 WIB

Sekolah Muhammadiyah di Lebanon untuk Perbaiki Kualitas SDM Pengungsi Palestina

Dana pendirian sekolah ini bersumber dari infak Kemanusiaan Palestina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Sekolah Muhammadiyah di Lebanon untuk Perbaiki Kualitas SDM Pengungsi Palestina. Kamp Pengungsi Palestina, Sabra Shatila di Beirut Lebanon.
Foto: dreamstime.com
Sekolah Muhammadiyah di Lebanon untuk Perbaiki Kualitas SDM Pengungsi Palestina. Kamp Pengungsi Palestina, Sabra Shatila di Beirut Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Korporat dan Kelembagaan Lazismu Pusat Edi Suryanto menyampaikan, sekolah yang akan didirikan di Beirut, Lebanon, diperuntukan  pengungsi Palestina di Shatila. Pendirian sekolah tersebut dilakukan bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI untuk Lebanon.

"Pendirian sekolah ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas SDM di sana yang diharapkan ke depan akan mampu mengelola dan mengoptimalkan berbagai sumber untuk kemandirian bangsa Palestina," ujar dia kepada Republika.co.id, Senin (10/1/2022).

Baca Juga

Selain itu, Edi melanjutkan, program ini juga merupakan kebijakan Muhammadiyah dalam rangka untuk internasionalisasi pendidikan. Lazismu juga telah bekerja sama dengan Majelis Dikti PP Muhammadiyah dan Baznas RI dalam proses penerimaan mahasiswa Palestina yang akan belajar di kampus-kampus Muhammadiyah.

Edi memaparkan, dana pendirian sekolah ini bersumber dari infak kemanusiaan Palestina bidang pendidikan. Dana untuk pembangunan sekolah pertama sekitar Rp 100 juta. Sedangkan, pendirian sekolah kedua saat ini juga telah disiapkan dananya.

"Dana sudah ada, selanjutnya segera dibangun," ujar dia.

Muhammadiyah saat ini sedang membangun Madrasah Muhammadiyah di kamp pengungsian Palestina di Shatila, Beirut. Melalui Lazismu, langkah ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk membangun perdamaian di bumi ini.

"Di Shatila, Muhammadiyah sudah memiliki Madrasah Muhammadiyah I. Mengapa disebut sebagai Madrasah Muhammadiyah I? Karena Muhammadiyah sedang membeli sebuah gedung di Shatila juga, untuk nanti didirikan madrasah Muhammadiyah kedua," kata Dubes RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاِذَا كَانُوْا مَعَهٗ عَلٰٓى اَمْرٍ جَامِعٍ لَّمْ يَذْهَبُوْا حَتّٰى يَسْتَأْذِنُوْهُۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَأْذِنُوْنَكَ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۚ فَاِذَا اسْتَأْذَنُوْكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِّمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
(Yang disebut) orang mukmin hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad), dan apabila mereka berada bersama-sama dengan dia (Muhammad) dalam suatu urusan bersama, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (benar-benar) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena suatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang engkau kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(QS. An-Nur ayat 62)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement