Selasa 11 Jan 2022 20:15 WIB

Hati-Hati, Kasus Reinfeksi Covid-19 Marak di Tengah Penyebaran Omicron

Mungkinkah orang yang sudah pernah kena delta lalu terinfeksi omicron?

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Kasus reinfeksi Covid-19 tampaknya ada kaitannya dengan varian omicron.
Foto: Pixabay
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Kasus reinfeksi Covid-19 tampaknya ada kaitannya dengan varian omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan meluasnya penyebaran SARS-CoV-2 varian omicron, makin banyak orang yang mengalami reinfeksi Covid-19. Apakah itu berarti orang yang pernah bergulat dengan infeksi varian delta masih bisa ketularan Covid-19 varian omicron?

Sebuah studi skala besar yang diterbitkan di The Lancet pada Maret 2021 mengungkapkan bahwa penyintas Covid-19 akan terlindungi dari infeksi SARS-CoV-2 selama enam bulan. Studi tersebut juga menyebut bahwa risiko reinfeksi lebih besar pada kelompok usia 65 tahun ke atas.

Baca Juga

Reinfeksi diartikan ketika seseorang yang sudah sembuh dari infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) lalu terinfeksi lagi di kemudian hari. Hal ini sekaligus menjadi pengingat untuk tetap berhati-hati menjalankan protokol kesehatan.

Para ahli meyakini bahwa tingginya kasus reinfeksi dipengaruhi oleh omicron. Laporan awal dari Inggris menunjukkan bahwa kasus reinfeksi karena omicron meningkat tiga hingga delapan kali lipat dibandingkan dengan varian awal.

Dokter penyakit menular di Amerika Serikat, Anthony Fauci, mengatakan bahwa omicron sangat berbeda dari varian sebelumnya. Varian omicron memiliki karakter yang lebih banyak bermutasi dibandingkan dengan varian lain, entah itu alpha, beta, bahkan delta.

"Yang membuat omicron sangat menular adalah perubahan protein lonjakan (spike protein) virus, bagian virus yang mengikat sel manusia sebelum menginfeksinya. Mutasi atau perubahan ini membuat virus sangat lengket, sehingga lebih mudah menempel pada sel dan membuat peningkatan penularan," jelas Carla Garcia Carreño, kepala penyakit menular di Children's Medical Center Plano, seperti dilansir Huffington Post, Selasa (11/1/2022).

Tentu saja, tidak setiap tes Covid-19 akan dikirim ke laboratorium untuk melihat varian apa yang menginfeksi seseorang. Namun, mengingat saat ini Inggris tengah didominasi omicron, sangat logis untuk mengasumsikan bahwa omicron adalah varian yang memengaruhi terjadinya reinfeksi.

Salah satu pertanyaan paling mendesak tentang reinfeksi adalah bagaimana garis waktunya. Untuk saat ini, para ahli mengatakan bahwa mereka benar-benar tidak tahu kapan seseorang rentan terhadap reinfeksi.

"Secara umum, setelah infeksi SARS-CoV-2, jarang ditemukan reinfeksi dalam periode tiga bulan pada orang yang sistem kekebalannya masih utuh. Namun, penting untuk diingat bahwa vaksin Covid-19, terutama setelah menerima booster, bekerja dengan baik untuk melindungi dari infeksi omicron," jelas Carreño.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement