REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 2.728 jiwa dari 1.082 KK warga Desa Mekarsari dan Desa Gunung Sari di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) antara 30-100 sentimeter pada Selasa (11/1). Banjir tersebut terjadi setelah sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Cirebon dan menyebabkan Sungai Ciberes meluap pada Senin (10/1) pukul 18.00 WIB.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat kurang lebih 719 unit rumah, enam unit fasilitas ibadah dan tujuh unit fasilitas pendidikan terdampak banjir," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (11/1).
Dia mengatakan, tim BPBD Kabupaten Cirebon telah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan perangkat desa dan anggota Desa Tangguh Bencana (Destana). Di samping itu, Tim BPBD Kabupaten Cirebon bersama Destana Mekarsari telah mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan permakanan warga terdampak lainnya.
Selain itu juga, beberapa alat kebersihan juga telah diberikan kepada warga guna membersihkan sisa lumpur, sampah dan puing lainnya yang terbawa oleh banjir. "Kondisi terkini dilaporkan cuaca cerah berawan dan TMA mulai berangsur-angsur surut," ujarnya.
Namun, dia mengatakan, TMA Desa Mekarsari saat ini masih terpantau 40 sentimeter dan Desa Gunung Sari 25 sentimeter.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan informasi prakiraan cuaca di wilayah Kabupaten Cirebon untuk periode hingga Kamis (13/1). Informasi itu menyebutkan, hujan ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi pada sore hingga malam hari.
Menyikapi adanya informasi prakiraan cuaca tersebut, dia mengatakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan di daerah bersama segenap unsur terkait hingga masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan. Khususnya, dalam menghadapi adanya potensi bencana hidrometeorologi dengan melakukan langkah-langkah mitigasi dan pencegahan.
"Contohnya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat," katanya.