REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengemukakan bahwa pencangkokan organ babi ke tubuh manusia menarik untuk dieksplorasi secara ilmiah. Akan tetapi, ia menyebut perlunya pengkajian dari sisi etik.
"Sebagai riset tentu ini menarik. Tetapi dari sisi etik dan kearifan lokal ini perlu dikaji," kata Handoko saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis (13/1/2022).
Pencangkokan organ hewan ke manusia dikenal sebagai xenotransplantasi. Menurut Handoko, ada banyak faktor, termasuk etika dan budaya, yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.
Xenotransplantasi merupakan prosedur yang antara lain melibatkan transplantasi dan implantasi atau pemasukan sel hidup, jaringan, atau organ hewan ke manusia. Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, perkembangan xenotransplantasi sebagian didorong oleh fakta bahwa permintaan organ manusia untuk transplantasi klinis jauh melebihi pasokan.