Jumat 14 Jan 2022 05:40 WIB

Djokovic Masuk Undian Australian Open Tapi Masih Terancam Dideportasi

Novak Djokovic dimasukkan dalam undian Australian Open sebagai unggulan teratas

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Novak Djokovic dimasukkan dalam undian Australian Open sebagai unggulan teratas walau terancam dideportasi. Ilustrasi.
Foto: AP/John Minchillo
Novak Djokovic dimasukkan dalam undian Australian Open sebagai unggulan teratas walau terancam dideportasi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE - Novak Djokovic dimasukkan dalam undian Australian Open sebagai unggulan teratas pada Kamis (14/1/2022). Meskipun, pemerintah masih dapat kembali mendeportasi petenis nomor satu dunia itu karena vaksin Covid-19.

Pengundian ditunda selama satu jam tanpa penjelasan. Bahkan ketika Menteri Imigrasi Alex Hawke mempertimbangkan apakah akan menggunakan kewenangan diskresi untuk membatalkan visa Djokovic karena pengecualian medisnya dari vaksinasi Covid-19.

Baca Juga

Jika Djokovic tidak dideportasi, dikutip dari Reuters, juara bertahan yang tidak divaksinasi itu akan menghadapi sesama petenis Serbia Miomir Kecmanovic untuk pertandingan pembukaannya yang dijadwalkan pada Senin atau Selasa. Surat kabar Melbourne The Age menyebut Djokovic akan segera mengajukan banding di pengadilan untuk setiap upaya mendeportasinya, dengan keputusan pengadilan yang diharapkan pada Jumat. Penyelenggara turnamen mempersiapkan rencana darurat pengundian baru untuk berjaga-jaga.

Surat kabar tersebut juga melaporkan bahwa sebuah sumber di Partai Liberal Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pemerintah "sangat condong" untuk mencabut visa lagi. Djokovic, yang berlatih lagi di Rod Laver Arena pada Kamis, memicu kemarahan publik Australia, menuju ke Melbourne dengan pengecualian medis dari persyaratan bagi pengunjung luar negeri untuk wajib vaksin Covid-19.

Setibanya di Australia, otoritas perbatasan Australia memutuskan pengecualian medis Djokovic tidak sah. Dia pun ditempatkan di hotel detensi imigrasi bersama para pencari suaka selama beberapa hari. Pengadilan pada Senin mengizinkan Djokovic untuk tinggal dengan alasan para petugas "tidak masuk akal" selama proses wawancara tujuh jam di tengah malam.

Pemerintah Australia sekarang harus memutuskan apakah akan membiarkan Djokovic bertahan untuk upaya mencetak rekor gelar major ke-21. Australia, yang mengalami lockdown terlama di dunia, memiliki tingkat vaksinasi 90 persen untuk orang dewasa dan tengah mengalami kenaikan jumlah kasus hampir satu juta kasus dalam dua pekan terakhir.

Survei daring oleh grup media News Corp menunjukkan 83 persen responden mendukung pemerintah yang mencoba mendeportasi Djokovic. "Saya hanya akan mengatakan divaksinasi. Itu kuncinya," kata Daniel Andrews, Perdana Menteri negara bagian Victoria yang menjadi tuan rumah Australian Open.

"Itulah yang saya katakan kepada setiap orang Victoria. Itulah yang telah saya lakukan. Itulah yang telah dilakukan anak-anak saya. Itulah yang dilakukan oleh keluarga, 93 persen komunitas kami, dan saya sangat bangga dengan mereka karena melakukannya. Saya sangat senang," jelasnya.

Tiga dari 100 petenis putra telah divaksinasi. "Terkadang keyakinan pribadi Anda harus dikalahkan oleh apa yang baik untuk kebaikan yang lebih besar, bagi orang-orang di sekitar Anda, untuk rekan-rekan Anda," kata petenis Martina Navratilova kepada TV Australia. Ia mendesak Djokovic untuk mundur dan pulang. "Vaksin atau jangan bermain," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement