Jumat 14 Jan 2022 10:32 WIB

270 Dokter dan Ilmuwan Kecam Podcast Joe Rogan di Spotify

Joe Rogan sudah berulang kali menyebarkan misinformasi Covid-19 di podcast-nya.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Komedian sekaligus podcaster dengan bayaran tertinggi di Amerika Serikat, Joe Rogan, terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (28/8/2021). Ia berulang kali menyebarkan misinformasi Covid-19 lewat podcast-nya di Spotify.
Foto: Instagram
Komedian sekaligus podcaster dengan bayaran tertinggi di Amerika Serikat, Joe Rogan, terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (28/8/2021). Ia berulang kali menyebarkan misinformasi Covid-19 lewat podcast-nya di Spotify.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 270 orang, terdiri dari ilmuwan, dokter, pekerja perawatan kesehatan, dan profesor, telah menandatangani surat terbuka yang mengecam podcast Joe Rogan di layanan streaming populer, Spotify. Hal ini berkaitan dengan konten yang dianggap memperkuat klaim menyesatkan tentang pandemi Covid-19.

Podcast "Joe Rogan Experience" sangat terkenal di Spotify. Dalam surat yang dirilis pekan ini, kelompok ilmuwan telah meminta Spotify untuk menetapkan kebijakan pelabelan "informasi yang salah" terhadap siniar tersebut demi memoderasi jenis komentar merusak yang disampaikan Rogan dan tamunya di platform tersebut.

Baca Juga

"Rogan memiliki "sejarah tentang penyiaran informasi yang salah, terutama mengenai pandemi Covid-19," tulis kelompok itu, seperti dilansir Huffpost, Jumat (14/1/2002).

Sejauh ini, belum ada tanggapan dari Spotify atas permintaan komentar HuffPost. Tahun lalu, Joe Rogan diketahui pernah menyarankan orang muda yang sehat agar tidak perlu divaksinasi.

Rogan kemudian mengakui bahwa dia adalah "orang tolol" dan bukan sumber informasi yang dipercaya, bahkan untuk dirinya sendiri. Komentator olahraga itu juga secara tidak berdasar menyebutkan Presiden Joe Biden pura-pura menerima suntikan booster di siaran langsung TV.

Kelompok dokter juga mengkritisi episode podcast Rogan pada Desember 2022 yang menampilkan dr Robert Malone. Tokoh itu diketahui telah diskors dari Twitter karena dinilai menyebarkan informasi salah tentang Covid-19. Malone telah mempromosikan "banyak klaim tak berdasar".

"Dengan mengizinkan penyebaran pernyataan palsu dan berbahaya secara sosial, Spotify memungkinkan media yang dikelolanya merusak kepercayaan publik terhadap penelitian ilmiah dan menabur keraguan dalam kredibilitas panduan berbasis data yang ditawarkan oleh para profesional medis," tulis mereka.

Surat itu menyebutkan Spotify memiliki tanggung jawab untuk mengurangi penyebaran informasi yang salah di platformnya. Akan tetapi, Spotify saat ini tidak memiliki kebijakan terhadap informasi yang salah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement