Jumat 14 Jan 2022 21:41 WIB

7 Tahun Jokowi Nantikan Holding BUMN Pariwisata

InJourney didedikasikan untuk menjawab tantangan dan potensi besar pariwisata.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninjau Pertamina Mandalika International Circuit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis (13/1/2022). Jokowi sudah menantikan pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung selama tujuh tahun.
Foto: Antara/Setpres-Agus Suparto
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninjau Pertamina Mandalika International Circuit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis (13/1/2022). Jokowi sudah menantikan pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung selama tujuh tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan holding BUMN pariwisata dan pendukung atai InJourney di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (13/1/2022). Hal yang sudah ia nantikan selama tujuh tahun terakhir.

"Sejak awal sebenarnya sudah bolak-balik ini saya sampaikan sejak tujuh tahun yang lalu. Sudah saya perintahkan konsolidasi, restrukturisasi karena kuncinya di situ," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (14/1/2022).

Baca Juga

Menurut Jokowi, begitu banyak perusahaan dengan anak-anak usaha serta aset yang premium dan strategis belum menjadi kekuatan besar karena tidak terkonsolidasi, efisien, dan kompetitif.

"Alhamdulillah hari ini, dengan membentuk holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, pengelolaan pariwisata kita akan Insya Allah akan bisa dilakukan secara efisien, terintegrasi dari hulu sampai hilir, mulai penataan rute penerbangan, manajemen perjalanan, konten promosi, event, atraksi, kuliner, akomodasi sampai ke penjualan ritel-ritel suvenir dari para perajin-perajin kita yang tentu saja juga sudah terseleksi dengan baik," ungkap Jokowi.

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, pembentukan InJourney didedikasikan untuk menjawab berbagai tantangan dan potensi besar di sektor pariwisata dan pendukung terutama akibat disrupsi pandemi. "Ini holding BUMN pertama yang berbentuk ekosistem lintas sektor. Bahkan dirancang menjadi mega ekosistem yang bersinergi dengan BUMN sektor lain, swasta, UMKM, dan masyarakat lokal," kata Erick.

Selain akan dilakukan pembenahan tata kelola perusahaan, ucap Erick, semua layanan dari ekosistem ini akan saling terhubung, dan terintegrasi, mulai dari infrastruktur hingga pengalaman perjalanan di tiap titik wisata dan fasilitas. Erick mencontohkan bandar udara akan menjadi aerocity and lifestyle destination, juga akan dibentuk super platform untuk travel plan pengalaman berwisata di Indonesia secara holistik.

Di tahap awal, ucap Erick, Kementerian BUMN mengintegrasikan lima perusahaan di bawah InJourney yakni Angkasa Pura I (AP I), Angkasa Pura II (AP II), Hotel Indonesia Natour (HIN), Taman Wisata Candi Borobudur (TWC), dan Sarinah. Ke depannya, kata Erick, akan bergabung pengelola destinasi pariwisata terintegrasi ITDC dan berbagai layanan penerbangan dan kargo milik negara. 

"Dengan konsolidasi aset awal sebesar Rp 97,88 triliun, InJourney akan terus berkembang dengan target konsolidasi aset sebesar Rp 261,22 triliun pada 2024," kata Erick. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement