Ahad 16 Jan 2022 05:59 WIB

Mualaf Meryem Chin, Ikrar Syahadat Disambut Adzan Menggetarkan

Mualaf Mualaf Meryem Chin tertegun dengan Alquran

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Meryem  Chin. Mualaf Mualaf Meryem Chin tertegun dengan Alquran
Foto: Dok Istimewa
Meryem

Namun, setelah mendengar pemaparan dari temannya itu, wawasannya kian terbuka. S mengatakan bahwa di dalam Alquran, Allah berkali-kali menyuruh manusia untuk mempergunakan akalnya.

Dengan demikian, dalam berislam pun seseorang harus mendayagunakan kemampuan kognitifnya. Taklid buta justru bertolak belakang dengan semangat Islam.

Beberapa hal memang telah diatur secara pasti. Umpamanya, waktu shalat atau jumlah rakaatnya. Be gitu pula dengan larangan mengonsumsi komoditas tertentu.

Akan tetapi, aturan demikian pada faktanya tidak menghalangi kaum Muslimin dari aktivitasnya sehari-hari. Mereka tetap bisa mencapai pelbagai target dalam hidupnya, semisal, mengejar pendidikan setinggi-tingginya, berkarier hingga sukses, dan sebagainya.

Islam tidak mengajarkan umatnya untuk berkutat pada ibadah-ibadah ritual saja, seolah-olah pencapaian hanya terjadi di akhirat. Nabi SAW menegaskan, baik dunia maupun akhirat dijalani dengan proporsional. Sabda Rasul SAW, Bukan baik kalau engkau tinggalkan dunia, sedangkan akhirat saja yang engkau kejar.

Kata kuncinya ialah ilmu. Dengan menuntut ilmu-ilmu umum, seorang Muslim bisa menjalani kehidupan duniawinya secara layak, mandiri, dan bermartabat. Perlu pula belajar ilmu-ilmu agama sehingga tertanam dalam hati dan pikirannya bahwa segala perbuatan yang dilakukannya semata-mata dengan niat meraih ridha Allah. S lalu menjelaskan Alquran surah az-Zariyat ayat 56. Firman Allah itu menegaskan bahwa tujuan penciptaan manusia ialah menyembah kepada Allah saja.

Meryem puas akan penjelasan S. Dahulu, ia hanya menilai praktik-praktik ibadah atau kebiasaan Muslimim, tanpa merasa perlu mencari tahu tentang Allah SWT. Kini, ia tertarik untuk mengenal-Nya.

"Saya begitu fokus pada aspek dangkal dari praktik ibadah mereka dan tidak pernah bertanya tentang siapa Allah ini, siapa Tuhan yang membuat mereka melakukan semua ini. Dan ketika saya menemukan keterangan tentang Allah, itu membuat saya terkejut," ucapnya.

Baca juga: Saat Tentara Salib Hancurkan Masjid Hingga Gereja di Alexandria Mesir

 

Ya, Meryem tidak menyangka bahwa para utusan Allah dalam Islam pun tidak berbeda dengan yang dinarasikan dalam agama kedua orang tuanya. Sekarang, dia menyadari bahwa Alquran merupakan kitab yang menyempurnakan kitab-kitab terdahulu yang diturunkan kepada para nabi pilihan.

Meryem kemudian memutuskan untuk membaca Alquran untuk pertama kalinya. Dia berusaha untuk mencari tahu lebih dalam tentang Islam melalui kitab suci tersebut. Atau, lebih tepatnya, terjemahan Alquran lantaran waktu itu dirinya belum menguasai bahasa Arab. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement