REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meningkatnya jumlah kasus long Covid/ menjadi salah satu masalah baru di tengah pandemi. Istilah itu merujuk pada individu yang mengalami efek jangka panjang akibat Covid-19 meski tidak lagi mengidapnya.
Konsumsi suplemen disinyalir bisa membantu mengobati efek dari long Covid. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Gut Microbes mengungkap bahwa suplemen khusus yang bisa memberikan manfaat itu adalah probiotik.
Penelitian itu telah menemukan bahwa meningkatkan bakteri sehat di usus dengan konsumsi probiotik dapat membantu mengobati kondisi long Covid. Ada lebih dari satu juta penduduk Inggris yang terdampak kondisi tersebut.
Studi menemukan bahwa remisi (berkurang atau menghilangnya tanda klinis) lengkap dicapai oleh 78 dari 147 peserta. Tingkat keberhasilan penanganan pasien dengan probiotik sebesar 53,1 persen.
Selanjutnya, ditemukan bahwa probiotik memiliki efek pada gejala sejak lima hari setelah rencana pengobatan. Selain itu, ada juga pengurangan viral load yang signifikan, sehingga turut menjadi pencegahan mengidap long Covid.
Mencari tahu bagaimana mengobati long Covid akan menjadi tantangan pengobatan yang signifikan pascapandemi. Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyebutkan sejumlah gejala dari long Covid.
Beberapa di antaranya adalah kelelahan yang luar biasa, sesak napas, nyeri dada, masalah dengan memori atau konsentrasi, serta kesulitan tidur. Gejala lain ialah palpitasi jantung, pusing, dan nyeri sendi.
Depresi, gangguan kecemasan, tinitus, sakit telinga, diare, suhu tinggi, dan ruam juga termasuk gejala long Covid. NHS merekomendasikan pasien segera hubungi dokter jika efek samping masih bertahan empat pekan setelah sembuh dari Covid-19.