REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak generasi muda bersiap menghadapi perkembangan teknologi, seperti Non Fungible Token (NFT) yang tengah melejit di jagat maya.
Erick menyampaikan, kehadiran NFT memberikan seseorang kepemilikan atas aset digital berupa audio, gambar, hingga video di Metaverse atau dunia virtual. "Metaverse ini mudahnya seperti membangun dunia baru tapi sistem keuangan terdesentraliasi," ujar Erick saat peluncuran program Talenta Wirausaha BSI 2022 di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Kondisi ini, ucap Erick, memungkinkan seseorang memperjualbelikan aset digital. Erick menilai dunia baru tersebut akan mengubah banyak hal seperti para pelukis yang akan mendapatkan dana dari setiap transaksi lukisan yang terjual.
"Dulu mungkin pelukis tidak mendapatkan apa-apa, sekarang ada autentifikasi lukisan ketika diperdagangankan ada criptocurrency dan sistem blockchain sehingga pelukis setiap transaksi dapat misalnya lima persen," ucap Erick.
Erick menyebut NFT sebagai sebuah kemajuan zaman yang harus disikapi dengan baik oleh generasi muda. Karena itu, Erick melalui BUMN terus mendorong generasi muda Indonesia mengembangkan potensi, kemahiran, dan pola pikir digital.
"NFT ini saya rasa menjadi hal yang positif, makanya kita dorong tolong generasi muda jangan hanya konsumtif tapi produktif," lanjut Erick.
Dalam sebuah riset, ucap Erick, generasi muda Indonesia bercita-cita menjadi Youtuber atau gamers. BUMN, ucap Erick, telah menyediakan wadah, baik melalui Indonesia Digital Tribe (IDT) hingga Merah Putih Fund dalam mendorong pertumbuhan kreator konten lokal.
"Sampai 2034 itu Indonesia butuh 17,5 juta tenaga kerja yang melek teknologi. Kalau generasi muda tidak melek teknologi, kesempatan kerja itu akan diambil orang dari negara lain. Ini yang harus diantisipasi," kata Erick.