Kamis 20 Jan 2022 21:13 WIB

Kulit Ketiak Bau, Gatal, dan Menghitam, Apa Penyebabnya?

Kulit ketiak juga membutuhkan perawatan, sama seperti bagian tubuh lainnya.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Bau ketiak (ilustrasi). Kulit ketiak yang tidak sehat bisa berbau, gatal, atau menghitam.
Foto: www.freepik.com.
Bau ketiak (ilustrasi). Kulit ketiak yang tidak sehat bisa berbau, gatal, atau menghitam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agar tetap sehat, kulit ketiak juga butuh perawatan. Dokter spesialis kulit Nessya Dwi Setyorini menjelaskan, kulit ketiak sehat itu terasa nyaman, bahkan cenderung tidak terasa apapun.

Karena itu, jika seseorang merasakan kulitnya tak nyaman, maka ada tanda-tanda kulit tidak sehat. Kulit ketiak sehat juga memiliki warna yang merata, kulit terasa kenyal, dan teraba dengan baik. Tidak ada luka di permukaan kulitnya.

Baca Juga

"Kulit ketiak itu lokasinya unik, karena ada di lipatan, tertutup, jadi sering terlupakan,” kata Nessya dalam acara webinar NIVEA #Self8ration of #PERFECTPROTECTION, di Jakarta, Kamis (20/1/2022).

Mengingat lokasinya yang unik itulah kulit ketiak membutuhkan perhatian dan perawatan khusus. Sama seperti bagian kulit tubuh lainnya, Nessya mengatakan, kulit ketiak juga berperan sebagai pelindung terhadap kondisi lingkungan dari luar, seperti gesekan, cuaca, racun, bakteri, penjaga kuman dari luar, atau pelindung kulit dari kehilangan cairan.

Nessya menjelaskan, kulit ketiak mempunyai tantangan lebih tinggi dibandingin sama area kulit badan lainnya karena kulitnya lebih tipis dan halus. Selain itu, kulit ketiak juga punya keunikan tersendiri karena memiliki kelenjar keringat banyak dan jumlah folikel rambut banyak.

Kondisi berkeringat adalah hal wajar karena proses fisiologis tubuh, di mana keringat mengeluarkan racun. Namun, ada beberapa kondisi di mana kondisi keringat berlebihan yang disebut dengan hiperhidrosis.

Ketiak basah tak hanya mengganggu penampilan, tapi juga menimbulkan masalah bau badan. Terkait folikel rambut, beberapa perempuan kurang nyaman dengan bulu ketiaknya. Sebagai usaha untuk menghilangkannya, ada yang mencabut, menggunting, atau mencukurnya.

"Sebenarnya tindakan-tindakan ini mengikis lapisan alami kulit terluar ketiak, sehingga melemahkan barrier itu. Padahal, kalau pelindung rusak, ya otomatis di dalamnya kulitnya jadi mudah iritasi," ujar Nessya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement