Jumat 28 Jan 2022 00:15 WIB

Dubes RI Yakin Indonesia Jadi Poros Dunia Moderasi Islam

Sudah waktunya bagi Indonesia untuk menjadi poros dunia moderasi Islam.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Umat Islam melaksanakan shalat (ilustrasi).
Foto: Antara/Retno Esnir
Umat Islam melaksanakan shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --- Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi mengatakan sudah waktunya bagi Indonesia untuk menjadi poros dunia moderasi Islam. Hal ini disampaikannya saat memberikan pidato dalam penutupan Webinar Building Internasional Cooperation to Reinforce Commitment and Practices of Islam as Rahmatan lil ‘Alamin”, yang diselenggarakan oleh INFID (International NGO Forum on Indonesian Development) bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta Kedutaan Besar RI Tunisia, Pakistan, dan Malaysia.

"Saat ini dunia masih dihantui konflik dan perang, karena itu diperlukan sebuah pemikiran konstruktif untuk memberikan solusi atas krisis kemanusiaan. Salah satunya dengan mengedepankan pemikiran keislaman yang bernuansa moderat dan mendorong terwujudnya perdamaian dunia. Saatnya Indonesia menjadi poros dunia moderasi Islam," kata Zuhairi dalam pers rilis yang diterima Republika,co.id pada Kamis (27/1/2022).

Baca Juga

Ia berpendapat pengalaman Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam mengimplementasikan moderasi Islam dapat menginspirasi dunia, khususnya dalam melahirkan paham keislaman yang memperkokoh kebangsaan. Menurut Zuhairi, NU dan Muhammadiyah telah terbukti memperkokoh Pancasila sebagai pijakan bersama dalam berbangsa dan bernegara. 

Dalam kesempatan itu, Zuhairi mengatakan bahwa dirinya secara khusus akan  mengenalkan pemikiran KH. Ahmad Shiddiq ke Tunisia dan kawasan Timur-Tengah. Yaitu perihal persaudaraan keislaman (ukhuwwah islamiyyah), persaudaraan kebangsaan (ukhuwwah wathaniyyah), dan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah insaniyyah). 

"Saatnya Indonesia menginspirasi dunia dengan pemikiran-pemikiran keislaman yang moderat, progresif, dan konstruktif," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement