Jumat 28 Jan 2022 01:14 WIB

BSI Sasar Pengembangan Industri Fashion Halal

BSI memiliki variasi solusi untuk membantu pengembangan ekosistem industri halal

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penerima beasiswa Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP), Ridho Maulana menyiapkan pesanan konsumen saat peluncuran usaha Mauthai di Ujung Gurun, Padang, Sumatera Barat, Jumat (10/12/2021). Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat (YBSMU) bersama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memberikan pembekalan dan modal usaha pada penerima beasiswa Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP) dari Universitas Andalas di bidang kuliner, salah satunya usaha Thai Tea dengan brand Mauthai.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Penerima beasiswa Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP), Ridho Maulana menyiapkan pesanan konsumen saat peluncuran usaha Mauthai di Ujung Gurun, Padang, Sumatera Barat, Jumat (10/12/2021). Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat (YBSMU) bersama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memberikan pembekalan dan modal usaha pada penerima beasiswa Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP) dari Universitas Andalas di bidang kuliner, salah satunya usaha Thai Tea dengan brand Mauthai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendukung pengembangan Halal Lifestyle salah satunya industri fesyen di Tanah Air. Hal ini seiring dengan potensi pasar yang besar dan upaya mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia.

Direktur Sales and Distribution BSI, Anton Sukarna mengatakan BSI akan memperkuat sinergi dengan para pelaku di industri, termasuk para perancang busana. BSI akan menyesuaikan berbagai kebijakan dan strategi bisnisnya ke depan dengan melihat potensi pengembangannya.

Menurutnya, BSI memiliki variasi solusi untuk membantu pengembangan ekosistem industri halal di Indonesia. Seperti pemanfaatan halal supply chain, intermediasi antara investor halal domestik dan global, layanan berbasis Super App Mobile Banking, hingga produk-produk seperti BSI Hasanah Card.

Diharapkan, dukungan ini dapat membantu mendorong Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia.  Menilik data Kementerian Perdagangan, industri fesyen muslim memiliki pasar yang besar yakni mencapai 11 miliar dolar AS.

Sejauh ini, Indonesia hanya mampu mengekspor sebesar 500 juta dolar AS. Secara umum, potensi nilai industri halal di Indonesia diproyeksikan tetap bertumbuh pada tahun 2022.

Kondisi ini juga didukung dengan beberapa kegiatan di sektor industri halal yang akan digelar di tahun 2022. Salah satunya, BSI bersinergi dengan Jenna&Kaia dalam gelaran fesyen event bertajuk Jenna&Kaia 6th Anniversary.

Lebih lanjut, Anton menilai peningkatan produksi produk dan jasa halal di Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan strategi. Diantaranya dengan strategi pendampingan dan peningkatan kapasitas UMKM halal tersebut hingga berdaya saing ekspor.

"Strategi berikutnya yaitu perlunya para pemangku kepentingan untuk berupaya menarik lebih banyak investasi baik dari dalam dan luar negeri," katanya. Khususnya yang berasal dari investor negara-negara Muslim seperti anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement