REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Sebuah toko makanan di Gaza menyediakan makanan manis yang aman dikonsumsi oleh penderita Diabetes. Sehingga mereka yang memiliki diabetes atau yang sadar kalori dapat mengkonsumsi kue, permen, dan makanan lain tanpa perlu khawatir.
Toko tersebut bernama “Healthy Home” di mana makanan-makanan manis yang disajikan telah disiapkan dengan pengganti gula. Pemiliknya adalah Hana Al-Wakeel (32) yang berinisiatif membuka toko makanan sehat bagi penderita diabetes.
Alih-alih gula, ia menggunakan stevia, pemanis yang berasal dari daun tanaman stevia. Ini adalah salah satu pengganti gula yang disetujui Food and Drug Administration Amerika Serikat untuk digunakan oleh penderita diabetes, yang harus memantau kadar gula darah mereka dengan cermat.
"(Pelanggan saya) adalah orang-orang yang sedang diet, penderita diabetes dan orang-orang yang menghindari gula putih. Orang-orang yang makan sehat dan tidak suka lemak dan minyak," kata Wakeel dilansir dari Gulf Today pada Jumat (28/1).
Emme Moataz (22), salah seorang pembeli di toko tersebut mengatakan, sudah lama menjalani gaya hidup sehat. Moataz bersyukur menemukan toko makanan ini untuk mendukung gaya hidup sehatnya.
“Saya telah mengikuti gaya hidup sehat untuk sementara waktu dan akhirnya saya menemukan tempat untuk membeli makanan-makanan ini. Saya akan terus membelinya di sini," ujar Emme yang membeli Muffin.
Wakeel mengatakan orang tua dengan anak penderita diabetes adalah salah satu pelanggan utamanya. Para orangtua juga senang dan membiarkan anaknya membeli makanan di tokonya.
"Banyak anak menderita diabetes dan senang mendengar ibu dan ayah mengatakan mereka membiarkan anak-anak mereka memilih apa yang mereka inginkan tanpa khawatir," katanya, mencampur cokelat rendah lemak untuk menyiapkan pancake.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sekitar 100 ribu orang menderita diabetes di Jalur Gaza, yang berpenduduk 2,3 juta.
“Saya senang ada orang yang peduli dengan kategori orang ini. Ini memungkinkan untuk datang ke toko yang dijamin, tanpa harus memikirkan ke mana harus pergi,” kata Mahmoud Abu Al-Ouf, seorang pasien diabetes.
Sumber: gulftoday