REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai ahli internasional mengindikasikan bahwa subvarian BA.2 lebih menular dibandingkan varian Omicron. Bahkan, subvarian ini diperkirakan telah beredar di hampir setengah warga Amerika Serikat.
Terlepas dari itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menilai belum ada cukup data untuk menentukan apakah subvarian BA.2 memang lebih menular dibandingkan varian Omicron. Belum bisa dipastikan pula apakah subvarian ini lebih unggul dibandingkan varian Omicron.
"Meski lineage BA.2 baru-baru ini mengalami peningkatan proporsi di sebagian negara, proporsinya di antara virus-virus yang beredar di Amerika Serikat dan dunia masih sangat rendah," ungkap Juru Bicara CDC Kristen Nordlund, seperti dilansir FOX News.
Di Denmark misalnya, BA.2 telah menggantikan posisi Omicron sebagai varian yang mendominasi. Per Jumat kemarin, negara dengan cakupan vaksinasi sekitar 80 persen dan cakupan booster 60 persen ini melaporkan ada lebih dari 50.000 kasus infeksi Covid-19 baru. Sebagian besar dari kasus tersebut diakibatkan oleh BA.2.
Ketua komite pengawasan varian Covid-19 Denmark ,Troels Lillebaek, mengatakan subvarian BA.2 memiliki lima mutasi unik. Mutasi-mutasi ini terdapat di bagian istimewa spike protein yang diketahui berkaitan dengan tingkat transmisi yang lebih tinggi. Menurut Statens Serum Institut Denmark, BA.2 1,5 kali lebih menular dibandingkan dengan Omicron.
Menurut peneliti, ada perbedaan mutasi yang lebih besar antara BA.2 dan Omiron dibandingkan dengan varian original dan varian Alpha. Varian Alpha merupakan mutasi besar pertama yang menyebar di dunia.
United Kingdom Health Security Agency (UKHSA) mencatat bahwa BA.2 memiliki keunggulan tingkat pertumbuhan yang substansial dibandingkan Omicron di Inggris. UKHSA mengatakan belum ada data mengenai perbandingan tingkat keparahan BA.2 dengan Omicron. Namun berdasarkan penilaian awal, tampak tak ada perbedaan efektivitas vaksin dalam melawan infeksi bergejala dari BA.2 atau Omicron.
Hingga saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengklasifikasikan BA.2 sebagai variant of concern. Hanya saja, varian ini perlu diwaspadai karena lebih menular dibandingkan Omicron.
Sebelumnya, ketua teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove sempat memperingatkan bahwa varian Covid-19 baru yang muncul akan lebih baik dibandingkan varian sebelumnya. Dalam artian, lanjut Kerkhove, varian tersebut akan lebih mudah menular.
"Pertanyaan besarnya adalah pakah varian-varian di masa depan akan lebih atau tidak lebih berat," jelas Kerkhove, seperti dilansir FOX News, Rabu (2/2/2022).