Selasa 12 Nov 2024 19:41 WIB

Teladan Rasulullah Sebagai Kepala Keluarga

Nabi Muhammad SAW bersikap lemah lembut terhadap anggota keluarganya.

Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam buku Muhammad Sebagai Suami dan Ayah, dikisahkan bagaimana teladan Rasulullah SAW dalam menjalankan peran kepala keluarga. Meskipun sibuk sebagai pemimpin umat dan masyarakat, kewajibannya dalam rumah tangga tak pernah dilalaikan. Beliau bahkan sering membantu istrinya, Aisyah, dalam beberapa pekerjaan di rumah.

Ya, Rasul SAW tidak segan-segan turun tangan membantu. Menurut Aisyah seperti diriwayatkan Bukhari, Nabi tak pernah merasa risih menyibukkan diri dalam pekerjaan rumah tangga. Misalnya, menjahit baju yang sobek, menyapu lantai, memerah susu kambing, belanja ke pasar, membetulkan sepatu dan kantung air yang rusak, atau memberi makan hewannya. Bahkan, beliau pernah memasak tepung bersama-sama dengan pelayannya.

Baca Juga

Beliau juga memperbaiki dinding rumahnya sendiri. Apa-apa yang dapat dikerjakannya sendiri maka tidak sampai meminta bantuan orang lain dalam urusan ini.

Untuk menjaga agar rumah tangga selalu harmonis, Nabi Muhammad SAW memberikan nasihat. Pertama-tama, menurut beliau, seorang suami semestinya bersikap lemah lembut terhadap istri dan anak-anaknya.

Setiap Muslim hendaknya mencontoh teladan Nabi SAW. Janganlah para lelaki membenci semua yang ada pada wanita bersebab pada kelemahan yang ada padanya.

Bisa jadi, seorang wanita memiliki kekurangan. Namun, di balik kekurangan, pastilah terdapat kelebihannya. Sabda Nabi SAW, "Janganlah seorang mukmin laki-laki memarahi seorang mukminat. Jika ia merasa tidak senang terhadap satu perangainya, maka ada perangai lain yang dia sukai." (HR Muslim).

Abu Hurairah RA merekam nasihat Rasulullah SAW soal cara yang ahsan dalam menasihati wanita. Rasulullah SAW bersabda, "Sampaikanlah pesan kebaikan kepada kaum wnaita karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika kalian ingin meluruskannya, maka kalian mematahkannya, jika kalian biarkan saja, niscaya ia akan tetap bengkok." (Muttafaq 'Alaih).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement