Rabu 02 Feb 2022 15:59 WIB

Banjir Rendam 60 Rumah Warga Solok Selatan

60 rumah di Solok Selatan terendam banjir.

Rep: Rr Laeny Sulistyowati/ Red: Muhammad Hafil
Banjir Rendam 60 Rumah Warga Solok Selatan. Foto:  Warga melihat kondisi jembatan rusak akibat banjir bandang di Nagari Pakan Raba
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Banjir Rendam 60 Rumah Warga Solok Selatan. Foto: Warga melihat kondisi jembatan rusak akibat banjir bandang di Nagari Pakan Raba

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bencana banjir melanda wilayah Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat, pada Selasa (1/2) pukul 18.30 WIB. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan sedikitnya 60 rumah terdendam akibat kejadian ini. 

"Selain itu, satu unit jembatan terputus dan lima hektare lahan pertanian juga ikut terendam," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (2/2/2022).

Baca Juga

Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras mengguyur serta meluapnya Sungai Batang Suliti dan menyebabkan dua Kecamatan terdampak. Ia menyebutkan, wilayah terdampak yakni Nagari Pakan Rabaa Timur dan Nagari Batang Lolo Persiapan yang terletak di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, serta Nagari Pasar Muara Labuh di Kecamatan Sungai Pagu. Tercatat sebanyak 90 KK di wilayah tersebut terdampak. Hasil kaji cepat di lapangan, dia melanjutkan, banjir ini tidak berdampak pada sektor pendidikan dan ekonomi. Namun, untuk jaringan komunikasi sempat terganggu di lokasi kejadian. 

"Tim BPBD Kabupaten Solok Selatan bersama tim gabungan segera menyambangi lokasi dan melakukan evakuasi," katanya.

Ia mengeklaim, pemenuhan kebutuhan logistik juga diupayakan untuk memenuhi kebutuhan dasar para warga terdampak. Merujuk informasi BMKG mengenai peta prakiraan daerah potensi banjir Dasarian I Februari 2022, dia melanjutkan, wilayah Kabupaten Solok Selatan antara lain Kecamatan Kotoparikgadangdiateh, Kecamatan Pauh Duo, Kecamatan Sangir, Kecamatan Sangirbalaijinggo, Kecamatan Sangirbatanghari, dan Sungaipagu tergolong kategori rendah. Kendati demikian, dia melanjutkan, BNPB mengimbau para warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya bencana hidrometeorologi. Lebih lanjut, BNPB meminta pmbersihan Daerah Aliran Sungai (DAS) hendaknya dilakukan secara periodik dengan cara bergotong royong oleh warga sekitar untuk meminimalisir terjadinya penyumbatan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa saluran air siap menampung jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement