REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Unit Percetakan Al-Qur'an (UPQ) dan Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Kementerian Agama menggelar Pelatihan Membaca dan Menulis Al-Qur'an Braille pada 2-3 Februari 2022. Pelatihan tersebut merupakan sinergi dalam membantu para penyandang disabilitas sensorik netra untuk dapat membaca Al-Qur’an dan sumber bacaan keagamaan.

“Sebagai institusi negara yang diamanahi mencetak Al-Qur'an yang baik dan bebas dari kesalahan, pelatihan ini sangat penting untuk para pentashih di UPQ yang dalam waktu dekat akan mencetak Al-Qur'an Braille,” kata Kepala Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ), Kementerian Agama Jamaludin M. Marki saat ditemui di kantornya Jalan Raya Puncak KM 65, Ciawi, Bogor, Kamis (3/2/2022).

Pria yang akrab disapa Jamal itu mengungkapkan, pelatihan ini sangat penting untuk melatih para pentashih UPQ agar dapat mempelajari seluk beluk terkait mushaf Al-Qur'an Braille. Selain itu, Jamal menekankan perlunya kecermatan dalam meneliti simbol-simbol dalam mushaf braille. “Ketelitian dan kecermatan sangat dibutuhkan, karena mushaf Al-Qur'an Braille berisikan simbol-simbol dan titik yang membutuhkan ingatan kuat,” ujarnya.

Koordinator Pentashihan LPMQ Deni Hudaeni mengatakan pelatihan ini merupakan tugas dan fungsi LPMQ kepada mitra yaitu para penerbit Al-Qur’an di Indonesia. “Sinergi antara UPQ dan LPMQ sudah berlangsung sejak lama, terutama dalam hal pentashihan mushaf yang akan dicetak UPQ,” ujar Deni.

Pelatihan yang diikuti oleh 16 pentashih UPQ itu berisi materi pedoman penulisan mushaf Al-Qur'an Braille Standar Indonesia serta praktik membaca dan menulis simbol Braille. Acara digelar dengan mematuhi protokol kesehatan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika