Sabtu 05 Feb 2022 09:40 WIB

Volkswagen akan Bangun 1 Juta EV per Tahun di China Mulai 2023

Produksi kendaraan litrik (EV) di China didorong oleh beroperasinya pabrik baru.

Red: Friska Yolandha
Logo Volkswagen. Volkswagen akan dapat membangun 1 juta kendaraan listrik per tahun di China pada tahun 2023.
Foto: EPA
Logo Volkswagen. Volkswagen akan dapat membangun 1 juta kendaraan listrik per tahun di China pada tahun 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volkswagen akan dapat membangun 1 juta kendaraan listrik per tahun di China pada tahun 2023. CEO Mobil Volkswagen Ralf Brandstaetter kepada Nikkei, dikutip dari Reuters, Sabtu (5/2/2022), mengatakan hal itu didorong oleh pabrik baru di provinsi Anhui.

Pabrik yang merupakan perusahaan patungan dengan Anhui Jianghuai Automobile Co (JAC) China yang pertama kali diumumkan pada 2019 itu akan memproduksi 300 ribu mobil listrik per tahun. Produksi dimulai pada 2023.

Baca Juga

Bersama dengan produksi dari dua pabrik patungan lebih lanjut, satu dengan FAW Group, dan satu dengan SAIC Motor, ini akan membawa total kapasitas ke angka 1 juta, kata Brandstaetter.

Volkswagen tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar lebih detail.

Produsen mobil Jerman itu menjual 70.625 kendaraan listrik ID-nya di China tahun lalu. Jumlah ini meleset dari targetnya untuk menjual 80-100 ribu mobil, dengan produksi juga dipengaruhi oleh wabah COVID-19 regional selain masalah terkait chip.

Kepala Volkswagen China Stephan Wollenstein mengatakan pada briefing di Beijing pada bulan Januari sebelumnya mengatakan bahwa pembuat mobil ingin menggandakan penjualan kendaraan listrik ID-nya tahun ini, tetapi memperingatkan bahwa pasokan semikonduktor yang rendah dapat menghambat upayanya.

Brandstaetter akan mengambil alih bisnis Volkswagen di China mulai 1 Agustus. Di bawah pengawasannya, pembuat mobil akan meningkatkan pengembangan lokal di China, kata Brandstaetter.

"Di masa lalu, pendekatan kami adalah mengembangkan di Jerman dan melokalisasi di China. Tetapi pendekatan ini akan diubah secara signifikan dengan menyiapkan lebih banyak sumber daya lokal untuk R&D, terutama untuk perangkat lunak, agar lebih cepat, lebih mandiri di China," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement