Respek, saling menghormati. Nilai inilah yang ditanamkan di sekolah Barcelona FC sejak mereka masih muda dalam merintis karier sepak bola. Pondasi ini pula yang membuat pemain Barcelona saling menghormati antar sesama pemain, termasuk hormat pada pemain Muslim.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar el-Heddaf yang berbasis di Aljazair, Xavi Hernandez menegaskan dirinya menjunjung tinggi agama Islam. Maestro timnas Spanyol dan Barcelona itu mengatakan para pemain sudah diajarkan untuk saling menghormati antarsesama pemain sejak mereka digembleng di akademi La Masia --pusat pembinaan pemain muda Barcelona.
“Inilah yang telah kami pelajari di sekolah Barcelona sejak kami masih muda, menghormati yang lain,’’ kata Hernandez yang dikutip situs alarabiya.net. ‘’Oleh karena itu, di tim Barcelona, kami berkomitmen untuk menghormati rekan setim Muslim kami, agama dan budaya mereka.’’
Hernandez mengisahkan rekan setim Muslimnya, Seydou Keita, yang bebas menunaikan ibadah shalat di manapun di markas Barcelona. Dan, pemain non-Muslim Barcelona pun tidak terganggu ketika melihat Keita sedang menunaikan ibadah shalat.
Keita, kata Xavi, sering meminta ruangan dimana dia beribadah dengan tenang. ‘’Seydou beribadah di mana-mana dan ini tidak mengganggu siapa pun,’’ ujarnya. ‘’Dia sering meminta ruangan di mana dia bisa sendirian untuk beribadah dengan tenang. Dan, di ruang ganti, kami semua menghormatinya.’’
Pemain Muslim di Barcelona saat itu bukan hanya Seydou Keita. Ada juga Eric Abidal dan Ibrahim Affelay yang juga bintang Barcelona beragama Islam.
‘’Selain Seydou, ada juga Eric dan Ibrahim. Mereka adalah Muslim dan mereka bertiga hebat,’’ kata Xavi.
Ada yang membuat Xavi merasa penasaran sekaligus kagum terhadap para pemain Muslim Barcelona. Yakni, momen ketika bulan suci Ramadan tiba dimana waktu musim kompetisi belum berakhir. Terlebih jika bulan Ramadan datang pada musim panas.
Dia merasa bahwa sulit bagi seorang pemain sepak bola untuk tidak minum atau makan selama 12 jam. Bahkan, mereka kadang-kadang harus berpuasa selama 15 jam. Apalagi jika mereka berpuasa di bawah cuaca musim panas yang terik.
‘’Tetapi, itu (puasa Ramadan) adalah kewajiban agama bagi umat Islam dan kita harus menghormatinya. Kami juga memiliki ritual keagamaan yang kami patuhi,’’ ucapnya.
Xavi mengatakan bahwa kehidupan itu mengumpulkan semua orang. Dan, sepak bola dan Barcelona juga menyatukan semua orang.
‘’Sepak bola mengumpulkan orang-orang, budaya dan agama. Dan, tim kami menggabungkan semua ini. Pada akhirnya, rasa hormat dibangun di antara kita semua, tidak peduli seberapa berbeda agama dan budaya kita.”