Senin 07 Feb 2022 16:47 WIB

Regulator Kesehatan Afrika Selatan Daftarkan Vaksin Sinopharm

Persetujuan vaksin Sinopharm membuka jalan bagi vaksinasi penduduk usia 18 tahun.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Tenaga medis menunjukkan vaksin Sinopharm. Regulator kesehatan Afrika Selatan (Afsel) telah mendaftarkan vaksin Covid-19 asal China, Sinopharm pada Senin (7/2/2022).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Tenaga medis menunjukkan vaksin Sinopharm. Regulator kesehatan Afrika Selatan (Afsel) telah mendaftarkan vaksin Covid-19 asal China, Sinopharm pada Senin (7/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Regulator kesehatan Afrika Selatan (Afsel) telah mendaftarkan vaksin Covid-19 asal China, Sinopharm pada Senin (7/2/2022). Persetujuan ini secara efektif membuka jalan untuk penggunaan bagi penduduk dewasa di atas usia 18 tahun di negara itu.

"Otorisasi ini didasarkan pada data keamanan, kualitas, dan kemanjuran yang dapat diterima yang dikirimkan oleh MC Pharma," kata Otoritas Pengaturan Produk Kesehatan Afrika Selatan (SAHPRA) dalam sebuah pernyataan. MC Pharma adalah perusahaan yang berbasis di Beijing yang memproduksi vaksin Sinopharm.

Baca Juga

Dua vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan di China dikembangkan oleh Sinovac dan Sinopharm yang terbukti efektif melawan SARS-CoV-2 varian Delta. SAHPRA mengatakan otorisasi mereka untuk vaksin didasarkan pada data yang diserahkan oleh perusahaan pada paruh kedua tahun lalu.

Nantinya vaksin tersebut akan digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas. Namun, izin tersebut tunduk pada beberapa kondisi, termasuk bahwa vaksin yang dipasok dan diberikan dua dosis melalui injeksi intramuskular dan harus tunduk pada tinjauan keamanan berkala kurang lebih empat pekan.

Pemerintah Afsel belum secara resmi mengumumkan kesepakatan pasokan atau pengadaan pengiriman Sinopharm. Kondisi lebih lanjut terkait dengan pelaporan hasil studi yang sedang berlangsung dan kesesuaian dengan kegiatan farmakovigilans sebagaimana diuraikan dalam rencana manajemen risiko yang disetujui, termasuk pengajuan pembaruan keamanan berkala.

Hasil uji coba vaksin menunjukkan bahwa efek samping biasanya ringan atau sedang dan hilang dalam beberapa hari setelah vaksinasi. Efek samping yang paling umum dilaporkan adalah nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot dan mual.

"Pendaftaran vaksin ini merupakan langkah besar dalam pendaftaran vaksin karena Sahpra memainkan perannya dalam perang melawan Covid-19. Sahpra akan terus memainkan perannya dalam memastikan kualitas, keamanan, dan kemanjuran semua produk kesehatan, termasuk semua vaksin untuk memastikan bahwa masyarakat Afrika Selatan dilindungi setiap saat," kata kepala eksekutif Dr Boitumelo Semete- Makokotlela seperti dikutip laman Business Tech, Senin.

Afsel ini telah sepenuhnya memvaksinasi hanya sekitar 28 persen dari total populasi sekitar 60 juta. Selama ini Afsel hanya mengandalkan dosis vaksin Pfizer dan Johnson & Johnson untuk inokulasinya saat negara itu bersiap menghadapi potensi gelombang kelima.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement