Rabu 09 Feb 2022 12:02 WIB

Disperindag Kepri Lirik Potensi Teknologi Pengalengan Okwi Food

Disperindag menilai teknologi sterilisasi jadi harapan baru UMKM Kepri

Kunjungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/2/2022).
Foto: istimewa
Kunjungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- CEO Okwi Food Indonesia Ahmad Dwiyanto merasa senang lantaran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kini bisa lebih mudah untuk melakukan ekspor kuliner dengan bantuan teknologi pengalengan. Teknologi pengemasan kaleng akan memudahkan pelaku UMKM untuk membuat kuliner bisa bertahan di suhu ruang selama satu tahun. 

”Jika selama ini yang terjadi banyak produk kuliner bersantan hanya dapat bertahan untuk bisa dikonsumsi dalam itungan 8-10 jam saja dalam suhu ruang. Namun kali ini dengan bantuan teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bisa tahan hingga satu tahun, tanpa tambahan MSG dan tambahan bahan pengawet," ujar Dwiyanto di sela rapat koordinasi pembinaan UMKM di Gedung Pusat Pemanfaatan dan Inovasi Iptek Cibinong saat kunjungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/2/2022).

Upaya sosialisasi dan literasi teknologi pengalengan makanan oleh Okwi Food bersamaan dengan misi Indonesia dalam Spice Up The World yang dicanangkan sebagai program strategis pemerintah dengan tujuan meningkatkan ekonomi secara masif. Tak hanya produsen bahan baku rempah saja yang bisa ekspor, namun juga pelaku UMKM di bidang kuliner banyak yang turut serta.

Plt Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi K/L UMKM dan Masyarakat BRIN, Hardi Julendra menjelaskan, supaya makan makanan bisa awet, tentunya perlu melewati berbagai proses pengawetan. "Bisa menggunakan pengawetan kimia dengan penambahan bahan aditif tertentu, bisa juga menggunakan pengawetan secara biologi melalui fermentasi dengan menambahkan berbagai bakteri baik tertentu," kata Hardi.

Sementara Sekretaris Disperindag Provinsi Riau, Riki Rionaldi, melakukan peninjauan lapangan terkait rencana pengadaan teknologi senilai Rp 1,4 miliar yang dianggarkan pada 2022. Riki mengatakan, salah satu wujud program UMKM Go Digital Go Export adalah dukungan kepada pelaku UMKM agar produk kulinernya dapat disterilisasi melalui pengalengan.

Tujuannya supaya produk yang dihasilkan bisa bertahan di atas satu tahun. "Bisa dilakukan melalui pengalengan, bisa pouch packaging agar produk-produk tradisional food Kepulauan Riau ini bisa tidak hanya sebagai buah tangan saja alias oleh-oleh tapi juga bisa memenuhi selera konsumen di daerah-daerah potensi ekspor untuk meningkatkan nilai ekspor nonmigas Kepri," kata Riki.

Menurut dia, adanya pengembangan teknologi sterilisasi (canning and pouch) tentunya akan menjadi harapan baru bagi pelaku UMKM di bidang kuliner. "Kuliner bisa memiliki masa simpan yang panjang, bisa diekspor dan tentunya memiliki nilai tambah ekonomi," Riki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement