REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Provinsi Banten beserta jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi dan penanganan kasus Covid-19 di Provinsi Banten. Salah satu yang dievaluasi terkait realisasi vaksinasi Covid-19 yang belum mencapai target.
“Capaian vaksinasi dosis satu di Provinsi Banten mencapai 88,52 persen dari target sebanyak 9,2 juta jiwa. Sementara realisasi vaksinasi dosis dua mencapai 60,94 persen dan dosis tiga atau booster sebesar 3,05 persen,” kata Kepala Dinas Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti dalam keterangannya, Rabu (9/2/2022).
Data menunjukkan, untuk kalangan lanjut usia (lansia), vaksinasi dosis satu tercatat terealisasi 82,7 persen, dosis dua 50,1 persen, dan dosis tiga 9,1 persen. Sementara itu, bagi kalangan anak usia 6 hingga 11 tahun, realisasi vaksinasi dosis satu yakni 54,8 persen, dosis dua 21,7 persen, dan dosis tiga masih 0 persen.
Ati memastikan, pelaksanaan vaksinasi terus digencarkan sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Di antaranya memaksimalkan langkah vaksinasi secara door to door, terutama bagi kalangan rentan seperti lansia.
Ihwal perkembangan kasus Covid-19, Ati menjelaskan, saat ini kasus konfirmasi probable Omicron di Provinsi Banten sebanyak 1.936 kasus dan kasus Omicron sebanyak 27 kasus. Sementara untuk kasus non Omicron sebanyak 170.386 kasus.
Dia mencatat, kasus probable Omicron yang meninggal dunia sebanyak satu kasus, kasus Omicron yang meninggal dunia nihil, dan kasus non Omicron yang meninggal sebanyak 2.716 kasus. Adapun, kasus sembuh probable Omicron sebanyak 175 kasus, kasus Omicron yang sembuh sebanyak 24 kasus, dan kasus non Omicron yang sembuh sebanyak 235.228 kasus.
Terkait dengan data tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR), dari kapasitas sebanyak 2.520 tempat tidur isolasi, sebanyak 1.026 unit atau 40,71 persen terpakai. Sedangkan tempat tidur ICU, dari kapasitas sebanyak 308 unit, terpakai sebanyak 46 atau 14,94 persen. Adapun tempat tidur isoter, dari kapasitas sebanyak 1.097 unit, yang saat ini terpakai ada 626 unit atau 57,06 persen.
“Dalam hal ini untuk ketersediaan oksigen, obat, dan APD (alat pelindung diri) masih mencukupi,” tutur Ati.