Kamis 10 Feb 2022 23:53 WIB

Anggaran PEN 2022 yang Diproritaskan Bagi UMKM

Prioritas bagi UMKM terlihat dari berbagai program pemerintah termasuk KUR Ultramikro

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga Hartarto menyatakan, guna meneruskan pemulihan ekonomi, pemerintah telah mengalokasikan Rp 455,62 triliun anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) untuk tahun ini. Pada 2022, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga akan mendapatkan prioritas dalam alokasi anggaran PEN demi mendorong pemulihan lebih cepat.
Foto: dokpri
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga Hartarto menyatakan, guna meneruskan pemulihan ekonomi, pemerintah telah mengalokasikan Rp 455,62 triliun anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) untuk tahun ini. Pada 2022, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga akan mendapatkan prioritas dalam alokasi anggaran PEN demi mendorong pemulihan lebih cepat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, guna meneruskan pemulihan ekonomi, pemerintah telah mengalokasikan Rp 455,62 triliun anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) untuk tahun ini. Pada 2022, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga akan mendapatkan prioritas dalam alokasi anggaran PEN demi mendorong pemulihan lebih cepat.

Pemerintah, sambungnya, turut mendorong Front Loading berbagai Kebijakan Insentif Fiskal dan Perlindungan Sosial pada awal 2022 ini. Selanjutnya, sebagai wujud keberpihakan dan dukungan bagi sektor UMKM yang sangat terdampak selama masa pandemi, pemerintah memberikan kebijakan restrukturisasi kredit untuk mengurangi beban para debitur. 

"Pemerintah juga mendorong peningkatan perluasan akses pembiayaan untuk UMKM melalui Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial. Tujuannya agar porsi kredit UMKM ditingkatkan pada tahun 2022 sebesar 20 persen dan secara bertahap menjadi 30 persen pada 2024," tuturnya dalam webinar BRI Microfinance yang disiarkan secara virtual, Kamis (10/2).

Pemerintah pun, kata dia, telah membentuk holding BUMN pembiayaan ultra mikro (UMi), dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai induk usaha. Tujuannya supaya menggabungkan entitas-entitas utama yang dapat mengembangkan segmen ultra mikro lebih baik dengan target penambahan 29 juta pelaku usaha yang dapat terlayani pada 2024.