REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manchester City bersinar bersama pelatih Pep Guardiola dengan menyambet 10 gelar juara dalam enam tahun terakhir. Meski sekarang sedang bersinar-sinarnya, Guardiola khawatir City bisa saja nanti terjebak dalam era kegelapan seperti yang dialami rival sekotanya Manchester United sekarang ini.
“Dulu United menguasai liga ini, tidak seperti tim lain. Tapi sekarang, dapatkah Anda bayangkan saat ini mereka menjalani delapan musim tanpa menjuarai Liga Primer? Bisakah seseorang di negara ini menemukan jawabannya? Tapi, itu terjadi,” kata Guardiola, seperti dikutip Manchestereveningnews.co.uk, Jumat.
Manchester United memang tetap menjadi tim yang paling sukses menjuarai Liga Primer Inggris dengan 20 gelar juara. Sebanyak 13 gelar diraih ketika MU ditangani Sir Alex Ferguson pada musim 1986 sampai 2013. Enam gelar liga diraih pada 1990-an dan tujuh kali pada 2000-an.
• MU Klub Paling Merugi dalam 10 Tahun Terakhir
• Peman Al Hilal Ini Hancurkan Chelsea 5-2
Namun sejak ditinggal Sir Alex Ferguson pada 2013, klub berjulukan Setan Merah itu tidak mampu menjuarai Liga Inggris. Dan jika musim ini kembali gagal di pentas Liga Champions, maka MU gagal menjadi juara Eropa sejak 2008 atau sudah 13 tahun lebih.
Dalam periode kegelapan sejak ditinggal Ferguson ini, MU hanya mampu menyabet juara Piala FA (2016), Piala Community Shield (2016), dan Piala Liga Inggris (2017). ''Jika itu (periode kegelapan) bisa terjadi pada United, maka itu juga bisa terjadi pada kami besok,'' kata Guardiola.
• Ketika Mileometer Karim Benzema Akhirnya Terbakar
• Akankah Camp Nou Berganti Nama?
“Itu sangat bisa terjadi,'' ujarnya. ''Karena sepak bola sangat sulit dan tidak dapat diprediksi, karena manusia tidak sempurna. Kami tidak sempurna, jadi itu sangat bisa terjadi,'' kata mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen tersebut.
Namun, kata Guardiola, City bisa mencari solusi untuk menghidari era kegelapan tersebut. Caranya dengan melihat ke diri sendiri. ''Saya mengatakan berkali-kali kepada para pemain bahwa kita bermain melawan diri kita sendiri. Kami harus tampil untuk diri kami sendiri setinggi mungkin. Kami harus mencapai yang terbaik di setiap pertandingan, atau mencoba mencapainya di setiap pertandingan,'' ujarnya.