Sabtu 12 Feb 2022 14:36 WIB

Satpolair Cianjur Masih Cari Kapal Asal Sukabumi Hilang Kontak

Kapal dengan nakoda Nanang Nurjaman itu hendak mencari ikan di laut Cianjur selatan.

Petugas Basarnas melakukan persiapan pencarian kapal motor hilang. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Yahya Iman
Petugas Basarnas melakukan persiapan pencarian kapal motor hilang. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Satpolair Polres Cianjur bersama tim SAR gabungan masih berupaya mencari kapal nelayan KM Putra Cikal 101 asal Ujung Genteng, Sukabumi. Kapal motor ini dilaporkan hilang kontak di perairan Karang Potong, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kepala Satpolair Polres Cianjur AKP Heri saat dihubungi mengatakan, pihaknya bersama tim gabungan dibantu nelayan melakukan pencarian setelah mendapat laporan terkait dengan kapal pencari ikan yang hilang kontak dari Sukabumi. Bahkan, pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan relawan dan tim SAR Bandung, untuk melakukan pencarian di wilayah perairan Cianjur selatan. 

"Hingga saat ini, pencarian cukup terkendala karena gelombang tinggi disertai hujan deras, namun upaya pencarian tetap dilakukan," katanya.

Sejak beberapa pekan terakhir, gelombang di sepanjang pantai selatan daerah itu cukup tinggi, sehingga dapat mengancam keselamatan nelayan yang memaksakan diri melaut. Pihaknya sejak jauh hari sudah mengimbau nelayan tidak melaut karena masuknya puncak musim hujan.

"Untuk pencarian masih di pinggiran pantai, sambil menyisir dan memantau keberadaan kapal beserta nelayan yang dilaporkan hilang kontak itu. Memasuki hari kedua, kami belum mendapatkan tanda keberadaan kapal dan awaknya itu," kata dia.

Informasi yang dihimpun, kapal dengan nakoda Nanang Nurjaman (35 tahun) bersama beberapa awak kapal berlayar dari dermaga tradisional Ujung Genteng, Sukabumi untuk mencari ikan di perairan selatan Cianjur. Selang satu hari kapal bersama awaknya hilang kontak.

"Saat pemilik kapal mencoba menghubungi juru mudi kapal, melalui telepon selulernya hingga hari kedua tidak ada jawaban atau kabar karena pemilik khawatir melihat gelombang yang tinggi setelah kapal berangkat melaut," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement