Senin 14 Feb 2022 12:07 WIB

Jepang Kini Berencana Bangun Matahari Artificial, Ini Bocorannya

Reaktor diharapkan bisa mengumpulkan panas dengan suhu lebih dari 100 juta Celcius.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Fusi Nuklir (ilustrasi)
Foto: VOA
Fusi Nuklir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Jepang berencana membangun pabrik eksperimental pertama untuk menghasilkan tenaga fusi nuklir. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi seperti di dalam matahari. Reaksi fusi nuklir diharapkan bisa menghasilkan energi yang sangat besar, bahkan tidak terbatas.

Kabar tersebut diumumkan oleh Kyoto Fusioneering, perusahaan rintisan yang berbasis di Uji, Kyoto. Keputusan itu dibuat karena teknologi perusahaan menarik perhatian untuk menghasilkan energi tanpa memancarkan karbon dioksida.

Baca Juga

CEO Kyoto Fusioneering Taka Nagao mengatakan operasi pabrik dimulai dalam lima tahun ke depan setelah mendapatkan sebagian dana. Pabrik percobaan akan dilengkapi dengan penukar panas dan turbin di samping reaktor yang menghasilkan energi panas untuk menghasilkan sejumlah kecil listrik dengan kapasitas pembangkitan yang diharapkan lusinan kilowatt.

“Meskipun reaktor eksperimental untuk membuktikan kelayakan reaksi fusi nuklir ada di Jepang dan luar negeri, pabrik yang benar-benar menghasilkan tenaga sangat langka bahkan secara global,” kata Nagao, dikutip Japan Today, Senin (14/2).

Rencana yang sebagian didanai oleh perusahaan investasi yang didirikan oleh Universitas Kyoto, diluncurkan pada 2019 dipimpin oleh Nagao dan Profesor Institute of Advanced Energy of Kyoto University Satoshi Konishi. Perusahaan mengembangkan peralatan untuk reaktor fusi nuklir, termasuk perangkat utama yang secara efektif mengumpulkan panas dengan suhu lebih dari 100 juta celsius. Selain itu, perusahaan juga berencana menggunakan pabrik untuk mengumpulkan data pengembangan perangkatnya.

Sampai saat ini, rencana tersebut telah mengumpulkan 1,3 miliar yen dari dana investasi termasuk yang terkait dengan dana yang didukung negara Japan Investment Corp dan bermaksud meminjam dana dari bank besar seperti MUFG Bank. Pemerintah pusat dan kota akan mengadakan pembicaraan terkait rencana ini termasuk lokasi pembangunan pabrik.

Pembangkit listrik fusi mengubah energi yang diciptakan dengan menggabungkan inti menjadi listrik. Tidak seperti pembangkit listrik tenaga nuklir yang melibatkan reaksi berantai fisi, proses fusi dianggap lebih aman dan tidak menghasilkan limbah nuklir yang sangat aktif seperti pembangkit listrik tenaga nuklir.

Energi fusi baru-baru ini mendapat sorotan global saat startup fusi nuklir AS Commonwealth Fusion Systems mendapatkan investasi pada tahun lalu dari salah satu pendiri Microsoft Bill Gates dan Google. Pemerintah Jepang juga mempromosikan penelitian dan pengembangan energi fusi sebagai sarana untuk mengamankan energi bersih untuk mengatasi pemanasan global dan berencana membentuk panel ahli dalam waktu dekat untuk meningkatkan dukungan untuk langkah tersebut.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement