Rabu 16 Feb 2022 04:39 WIB

Cyberbullying dalam Pandangan Islam

Islam mengajarkan umatnya agar tak saling mengejek.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
<em>Cyberbullying</em> dalam Pandangan Islam. Foto:    Ancaman dan propaganda di media sosial. Ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Cyberbullying dalam Pandangan Islam. Foto: Ancaman dan propaganda di media sosial. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Maraknya penggunaan media sosial saat ini memberikan banyak manfaat, mulai dari kemudahan berkomunikasi hingga berbagi informasi dalam bentuk video atau foto kepada sesama. Tapi ini juga menimbulkan masalah baru, seperti mudahnya perundungan daring atau cyberbullying oleh para penggunanya. 

Dilansir dari Islam Online, Nabi Muhammad SAW menyebut, sifat seorang Muslim sejati adalah yang tunduk pada aturan Allah SWT dan tidak mudah mengutuk atau menjelekkan sesama. Jika menghina hingga merendahkan orang lain secara lisan dilarang, maka menjelek-jelekkan secara daring atau cyberbullying juga dilarang bagi siapapun. Perundungan daring bahkan lebih besar dampaknya karena setiap kata-kata buruk yang dibagikan di medsos akan dilihat lebih banyak orang. 

Baca Juga

Islam mengharamkan lisan buruk karena mudahnya mencaci, fitnah atau intimidasi lain yang merugikan orang lain. Semua ini bertentangan dengan ajaran Islam yang dijelaskan dalam Alquran dan Sunah. 

Rasulullah SAW bersabda, dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda

المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ , و المهاجِرَ مَنْ هَجَرَ مَا نهَى اللهُ عَنْهُ

Artinya: “Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah .” (HR. Bukhari dan Muslim).

Nabi Muhammad SAW menyebut, perkataan menyakitkan yang dilakukan tanpa sengaja saja bisa menjadi penyebab seorang muslim tergelincir ke neraka. Sedangkan kalimat baik yang dilakukan tanpa sengaja juga akan diberi ganjaran terbaik oleh Allah SWT. 

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

Artinya: “Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang diridhai Allah, suatu kalimat yang dia tidak mempedulikannya (memperhatikannya), namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang dimurkai oleh Allah, suatu kalimat yang dia tidak meperdulikannya (memperhatikannya), namun dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Mufti Kesultanan Oman, Sheikh Ahmad Hamd Al-Khalili mengatakan, Internet adalah salah satu berkah dari Allah SWT dan semua orang harus berterima kasih kepada-Nya untuk itu.  Cara bersyukur kepada-Nya adalah dengan tidak menggunakannya dengan cara yang tidak menyenangkan-Nya karena setiap orang akan mempertanggungjawabkan ucapan dan tulisannya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement