Rabu 16 Feb 2022 12:03 WIB

Presiden Xi Perintahkan Hong Kong Fokus Tangani Covid-19

Covid-19 di Hong Kong meningkat cepat dan membuat pihak berwenang kewalahan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Presiden China Xi Jinping minta Hong Kong menstabilkan dan mengendalikan wabah Covid-19
Foto: AP/Andy Wong
Presiden China Xi Jinping minta Hong Kong menstabilkan dan mengendalikan wabah Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping menyampaikan kepada para pemimpin Hong Kong bahwa, misi utama mereka adalah untuk menstabilkan dan mengendalikan wabah Covid-19 yang memburuk. Pernyataan Xi bertepatan ketika gelombang infeksi Covid-19 di Hong Kong meningkat cepat dan membuat pihak berwenang kewalahan.

Menurut surat kabar Wen Wei Po dan Ta Kung Pao, Xi menginstruksikan Wakil Perdana Menteri Cina Han Zheng untuk menyampaikan kepada Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, terkait keprihatinannya tentang situasi pandemi. Termasuk kepedulian Xi terhadap penduduk setempat.

Otoritas kesehatan Hong Kong melaporkan rekor kasus harian Covid-19, sebanyak 1.619 pada Selasa (15/2/2022). Penghitungan harian infeksi Covid-19 di Hong Kong saat ini lebih dari 20 kali lipat dari tawal Februari.  Penyiar TVB mengatakan, setidaknya 4.285 infeksi baru diperkirakan akan dilaporkan pada Rabu (16/2/2022), atau lebih dari dua kali lipat rekor sebelumnya.

Xi mengatakan, pemerintah Hong Kong harus memobilisasi semua kekuatan dan sumber daya untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Termasuk memastikan keselamatan dan kesehatan rakyat Hong Kong dan memastikan stabilitas masyarakat.

"Otoritas lokal harus dengan tegas menerapkan instruksi Xi," kata surat kabar Wen Wei Po dan Ta Kung Pao.

Surat kabar itu menambahkan bahwa, Beijing telah membentuk mekanisme kerja sama untuk memastikan koordinasi.  Hong Kong telah mengadopsi strategi 'nol kasus virus korona' serupa dengan yang diterapkan oleh Cina daratan. Tetapi kecepatan penyebaran varian omicron yang sangat menular telah membuat pihak berwenang kewalahan.

Puluhan pasien dirawat di ruang darurat di luar pusat medis pada Selasa (15/2), karena beberapa rumah sakit beroperasi dengan kapasitas lebih dari 100 persen. Selain itu, lebih dari 12 pasien pasien yang terinfeksi sedang menunggu untuk mendapatkan tempat tidur di rumah sakit.

Cina akan membantu Hong Kong untuk meningkatkan pengujian, perawatan dan kapasitas karantina. Termasuk mengirim alat uji tes cepat antigen, alat pelindung diri, dan sayuran segar.

Hong Kong telah mencatat sekitar 26 ribu infeksi sejak awal pandemi, termasuk lebih dari 200 kematian. Para ahli medis telah memperingatkan kasus dapat melonjak menjadi 28 ribu setiap hari pada akhir Maret, di tengah kekhawatiran tentang tingkat keraguan vaksin yang tinggi di kalangan lansia.

Lonjakan kasus terjadi ketika masyarakat sudah lelah dan jenuh menjalani pembatasan ketat yang bertujuan melindungi mereka dari pandemi. Hong Kong telah menutup perbatasan secara efektif selama sekitar dua tahun. Pembatasan ini membuat Hong Kong menjadi salah satu kota besar paling terisolasi di dunia.

Hong Kong menutup gereja, pub, sekolah dan pusat kebugaran. Termasuk melarang pertemuan publik lebih dari dua orang.  Sementara operasional restoran dibatasi hanya sampai pukul 18.00 sore, dan sebagian besar orang bekerja dari rumah.

Sejumlah bisnis terpaksa ditutup karena pembatasan yang sedang berlangsung.  Eksekutif industri mengatakan, pandemi menyebabkan banyak bisnis yang tutup.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement