REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Asisten Menteri Luar Negeri Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik, Amerika Serikat (AS) Daniel Kritenbrink yakin hubungan kuat dengan Australia 'melampaui politik'. Ia yakin persekutuan tetap bertahan siapa pun yang memenangkan pemilihan Australia tahun ini.
Menjelang pemilihan umum pada Mei mendatang, Perdana Menteri Scott Morrison dan menteri-menterinya melancarkan serangan politik ke oposisi ketua Partai Buruh Anthony Albanese. Mereka mengklaim Partai Liberal akan mengambil sikap yang lebih tegas pada China dibanding Partai Buruh.
Pakar keamanan nasional mengatakan, sikap dua partai terbesar Australia pada China tidak berbeda. Pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Melbourne untuk pertemuan Quad yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Australia, India dan Jepang. Ia juga bertemu dengan Morrison dan Albanes dalam pertemuan terpisah.
"Kami datang dengan keyakinan prinsip-prinsip yang kami penggang teguh bersama dan persekutuan vital kami melampaui politik dan partai mana pun," kata Kritenbrink, Kamis (17/2/2022).
"Kami datang dengan keyakinan siapa pun yang dipilih rakyat Australia sebagai pemimpin baru mereka, sebagai pemimpin baru dalam pemilihan mendatang, kami yakin persekutuan AS-Australia akan tetap bertahan dan kuat seperti sebelumnya," tambah Kritenbrink.
Sebelumnya Kepala intelijen Australia memperingatkan untuk tidak mempolitisasi saran intelijen. Ia mengatakan upaya gagal pemerintah asing melakukan intervensi mengincar kedua belah pihak yang bersaing dalam pemilihan umum bulan Mei mendatang.
Pernyataan Direktur Jenderal Organisasi Keamanan Intelijen Australia (ASIO) Mike Burgess dalam sebuah wawancara televisi ini disampaikan setelah Morrison menuduh lawannya sebagai "Manchurian Candidate" atau boneka pemerintah asing dalam hal ini China. Pemerintah Australia mengatakan China telah "memilih kuda mereka" dan itu adalah Albanese.