Kamis 17 Feb 2022 11:47 WIB

AS Pastikan Hubungan dengan Australia Tetap Kuat

Hubungan AS-Australia tetap baik siapapun yang memenangkan pemilihan tahun ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Australia Scott Morrison berbicara selama konferensi pers di Gedung Parlemen di Canberra, Australia, 30 November 2021.
Foto: EPA-EFE/LUKAS COCH AUSTRALIA AND NEW ZEALAND
Perdana Menteri Australia Scott Morrison berbicara selama konferensi pers di Gedung Parlemen di Canberra, Australia, 30 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Asisten Menteri Luar Negeri Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik, Amerika Serikat (AS) Daniel Kritenbrink yakin hubungan kuat dengan Australia 'melampaui politik'. Ia yakin persekutuan tetap bertahan siapa pun yang memenangkan pemilihan Australia tahun ini.

Menjelang pemilihan umum pada Mei mendatang, Perdana Menteri Scott Morrison dan menteri-menterinya melancarkan serangan politik ke oposisi ketua Partai Buruh Anthony Albanese. Mereka mengklaim Partai Liberal akan mengambil sikap yang lebih tegas pada China dibanding Partai Buruh.  

Baca Juga

Pakar keamanan nasional mengatakan, sikap dua partai terbesar Australia pada China tidak berbeda. Pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Melbourne untuk pertemuan Quad yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Australia, India dan Jepang. Ia juga bertemu dengan Morrison dan Albanes dalam pertemuan terpisah.

"Kami datang dengan keyakinan prinsip-prinsip yang kami penggang teguh bersama dan persekutuan vital kami melampaui politik dan partai mana pun," kata Kritenbrink, Kamis (17/2/2022).

"Kami datang dengan keyakinan siapa pun yang dipilih rakyat Australia sebagai pemimpin baru mereka, sebagai pemimpin baru dalam pemilihan mendatang, kami yakin persekutuan AS-Australia akan tetap bertahan dan kuat seperti sebelumnya," tambah Kritenbrink.

Sebelumnya Kepala intelijen Australia memperingatkan untuk tidak mempolitisasi saran intelijen. Ia mengatakan upaya gagal pemerintah asing melakukan intervensi mengincar kedua belah pihak yang bersaing dalam pemilihan umum bulan Mei mendatang.  

Pernyataan Direktur Jenderal Organisasi Keamanan Intelijen Australia (ASIO) Mike Burgess dalam sebuah wawancara televisi ini disampaikan setelah Morrison menuduh lawannya sebagai "Manchurian Candidate" atau boneka pemerintah asing dalam hal ini China. Pemerintah Australia mengatakan China telah "memilih kuda mereka" dan itu adalah Albanese.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement