REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kepolisian Ibukota Ottawa, Kanada, mulai memperingatkan supir truk yang memblokade pusat kota, untuk segera pergi atau akan ditahan. Peringatan ini bagian dari janji pemerintah menindak keras pengunjuk rasa untuk mengakhiri protes peraturan Covid-19.
Pelaksana Tugas Kepala Kepolisian Steve Bell berjanji dalam beberapa hari ke depan polisi akan merebut kembali seluruh pusat kota dan ruang yang diduduki. Ia menambahkan "butuh waktu untuk melakukannya dengan tepat."
Menteri Keamanan Publik Pemerintah Federal Kanada Marco Mendicino menyalahkan kelompok-kelompok ekstremis membantu menggelar unjuk rasa di Ottawa dan perbatasan dengan Amerika Serikat (AS). Ia mengulang kembali kemungkinan sejumlah aktor yang ingin menggulingkan pemerintahan.
Pada pekan ini kepolisian Provinsi Alberta menyita senjata api dan menangkap 13 orang yang melakukan blokade perbatasan di Kota Coutts. Empat orang anggota kelompok didakwa berkonspirasi untuk melakukan pembunuhan.
Mendicino mengatakan beberapa individu yang ditangkap di Coutts memiliki koneksi kuat dengan organisasi ekstremis sayap kanan yang ketuanya berada di Ottawa.
"Apa yang mulai kami lihat sekarang adalah ciri-ciri organisasi kecil yang cakap dan ahli dengan sejumlah individu, tapi dengan tekad baja, mendorong ideologi ekstremis yang ingin menggulingkan pemerintah yang ada," katanya, Kamis (17/2/2022).
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memberlakukan peraturan situasi gawat darurat. Sehingga pemerintah Partai Liberal memiliki wewenang yang lebih besar untuk mengakhiri unjuk rasa pengemudi truk yang tidak kunjung surut.
Pelaksana tugas Partai Konservatif Candice Bergen mengatakan undang-undang darurat sama seperti "menggunakan palu pada rakyat Kanada" dan menyebutkan tidak perlu. Trudeau mengatakan situasi saat ini cukup buruk hingga langkah itu perlu dilakukan.
Kepolisian di Windsor mengatakan mereka telah menghalau konvoi kecil truk yang diduga ingin memblokir kembali Ambassador Bridge yang menuju Detroit. Jalur penting perdagangan bilateral AS-Kanada.